Idrus Marham: Serangan Rasis dan Diskriminatif ke Bahlil Lahadalia Mencederai Nilai Sumpah Pemuda

Kiki Apriyansyah | Selasa, 28 Oktober 2025 - 11:43 WIB


Di tengah hiruk-pikuk peringatan Sumpah Pemuda yang setiap tahun menyerukan semangat persatuan tanpa sekat, suara keprihatinan datang dari tubuh Partai Golkal. Idrus Marham, angkat bicara dengan nada serius: ia menilai serangan rasis dan diskriminatif terhadap Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, bukan sekadar kritik politik, melainkan bentuk penghinaan terhadap martabat kemanusiaan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kebijakan Publik Idrus Marham

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kebijakan Publik, Idrus Marham, menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangan bernada rasis dan diskriminatif yang menimpa Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Menurut Idrus, tindakan tersebut bukan lagi bentuk kritik, melainkan penghinaan terhadap nilai-nilai moral, keagamaan, dan kemanusiaan yang menjadi dasar kehidupan berbangsa.

“Ini bukan lagi kritikan, tapi sudah rasis dan diskriminasi, bahkan sudah penghinaan. Karena itu, ini bukan lagi persoalan pribadi. Ini sudah menyangkut masalah moral keagamaan, etika kemanusiaan, akal sehat pemikiran, dan martabat manusia,” ujar Idrus dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Idrus menilai tindakan semacam itu dapat mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa, bahkan berpotensi mengoyak solidaritas sosial dan keharmonisan hidup berbangsa.

“Kalau ini tidak dihentikan, maka cara-cara seperti itu akan mengganggu nilai-nilai Sumpah Pemuda, terutama semangat persatuan, solidaritas sosial, dan keharmonisan masyarakat kita,” tegasnya.

Keprihatinan Idrus disampaikan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, yang menegaskan pentingnya semangat persatuan tanpa sekat suku, agama, maupun asal-usul.

Idrus menegaskan, ujaran kebencian berbasis ras dan daerah merupakan paradoks dalam demokrasi modern yang semestinya dibangun atas dasar ide, bukan identitas.

“Demokrasi semestinya dilandasi gagasan dan kualitas, bukan pendekatan yang sangat primordialistik dan rasial. Jangan bersembunyi di balik balai rasialisme untuk mendiskreditkan orang. Itu bertentangan dengan prinsip keadilan dan persaudaraan kebangsaan,” katanya.

Ia menambahkan, serangan personal berbasis rasial justru merusak ruang publik yang seharusnya menjadi wadah adu gagasan dan inovasi.

“Persaingan dalam demokrasi mestinya kualitatif, mengedepankan ide dan konsep. Tapi jika dibumbui dengan penghinaan rasial, itu kemunduran,” ujar Idrus.

Sementara itu, Sekretaris Bidang Sekretariat Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG), Azhar Adam, menegaskan bahwa kritik yang sehat berbeda dengan penghinaan.

“Kritik adalah tanda sehatnya demokrasi. Tapi ketika kritik berubah menjadi cemoohan rasial, itu bukan lagi ekspresi intelektual, melainkan pelecehan terhadap akal sehat dan semangat Sumpah Pemuda,” ujar Azhar.

Di tengah serangan personal bernada rasial, Bahlil Lahadalia tetap fokus menjalankan amanah sebagai Menteri ESDM. Dalam berbagai forum, Bahlil menekankan pentingnya hilirisasi pertambangan yang berkeadilan bagi daerah penghasil dan masyarakat lokal.

“Hilirisasi ke depan itu harus berkeadilan bagi daerah, UMKM, dan masyarakat lokal. Mereka harus jadi tuan di negeri sendiri. Tidak boleh kue ekonomi hanya dinikmati di Jakarta atau dibawa ke investor asing,” kata Bahlil dalam Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2025.

Data Kementerian ESDM mencatat, program hilirisasi selama dua tahun terakhir telah menciptakan 276.000 lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah ekspor hingga 38 persen. Lifting minyak nasional juga naik dari 580.000 barel per hari pada 2023 menjadi 619.000 barel per hari di 2025, melampaui target APBN sebesar 605.000 barel.

Di sektor gas, konsumsi nasional mencapai 8–9 juta ton LPG per tahun, sementara produksi baru 1,3 juta ton.

“Kita punya potensi besar gas C1–C4, tapi butuh investasi teknologi untuk memperkuat produksi dalam negeri,” jelasnya.

Kebijakan penghentian ekspor nikel mentah juga terbukti meningkatkan nilai ekspor dari US$3,3 miliar pada 2018 menjadi sekitar US$40 miliar pada 2025.

“Sekarang nilai tambahnya kembali ke rakyat, bukan hanya ke eksportir bahan mentah,” tegas Bahlil.

Hingga semester I-2025, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor energi mencapai Rp183,3 triliun atau 71,99 persen dari target tahunan, dengan kontribusi terbesar dari minerba Rp100,2 triliun dan migas Rp73,3 triliun.
Realisasi investasi sektor ESDM hingga Agustus 2025 tercatat US$17,20 miliar, naik 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menunjukkan 75,5 persen warga Jawa Timur puas atas kinerja Bahlil Lahadalia, terutama dalam menjaga kemandirian energi dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

“Kebijakan energi menjadi indikator penting. Warga melihat langkah pemerintah menjaga kemandirian energi dan pengembangan EBT berjalan dengan baik,” ujar Direktur ARCI, Baihaki Sirajt, di Surabaya, Rabu (22/10/2025).

Menutup pernyataannya, Idrus Marham mengingatkan pentingnya menjaga etika dan martabat bangsa di ruang publik.

“Sampaikan pemikiran dengan cara berpikir, tegakkan kebenaran dengan cara yang benar, perjuangkan keadilan dengan cara yang adil. Cara tidak pernah mengkhianati tujuan,” ujarnya.

Ia menilai, membiarkan meme dan unggahan bernada rasis justru melemahkan nilai kemanusiaan bangsa.

“Membiarkan cibiran fisik, rasis, dan diskriminatif berarti membuka peluang bagi suburnya tradisi tak beretika di dunia maya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai etika dan martabatnya,” pungkas Idrus.

Baca Juga