BNPB Siapkan Pemimpin Daerah Tangguh Hadapi Bencana Lewat SDMT 2025

Redaksi | Senin, 10 November 2025 - 21:33 WIB


Melalui SDMT, BNPB ingin menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Para peserta akan mendapatkan pembekalan dari pejabat tinggi BNPB, kementerian, akademisi, serta mitra internasional mengenai kebijakan nasional, manajemen krisis, hingga komunikasi risiko bencana.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., Dok: Istimewa.

Jakarta - Indonesia tengah memperkuat kesiapan menghadapi ancaman bencana di masa depan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penyelenggaraan Senior Disaster Management Training (SDMT) 2025 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang resmi dibuka oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M.

Kegiatan yang berlangsung di Pusdiklat PB BNPB, Sentul, ini menjadi forum penting untuk membentuk kepemimpinan tangguh bagi 80 Kepala Pelaksana BPBD dari berbagai daerah di Tanah Air.

Membangun Kepemimpinan di Tengah Krisis

Dengan tema “Kepemimpinan Strategis Menghadapi Tantangan Penanggulangan Bencana,” SDMT dirancang untuk mengasah kemampuan pimpinan daerah dalam mengambil keputusan cepat dan tepat di saat krisis.

Selama hampir dua pekan, peserta akan melewati serangkaian tahapan pelatihan, mulai dari sesi awal (11–12 November), pelatihan utama (17–21 November), hingga simulasi kepemimpinan (table top exercise) dan evaluasi (22–24 November).

Format pelatihan hybrid memungkinkan peserta belajar langsung dari narasumber nasional dan internasional, baik secara daring maupun tatap muka.

Sinergi untuk Indonesia Tangguh

Melalui SDMT, BNPB ingin menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Para peserta akan mendapatkan pembekalan dari pejabat tinggi BNPB, kementerian, akademisi, serta mitra internasional mengenai kebijakan nasional, manajemen krisis, hingga komunikasi risiko bencana.

“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan kepemimpinan yang mampu menyatukan potensi daerah dan masyarakat,” ungkap Kepala BNPB Suharyanto.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari percepatan Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044, yang menjadi pondasi menuju Indonesia Tangguh Bencana dan Indonesia Emas 2045.

Dari Pelatihan ke Aksi Nyata

Selain teori dan simulasi, peserta akan diminta menyusun rencana aksi daerah yang bisa langsung diterapkan di wilayah masing-masing. Hasilnya diharapkan menjadi panduan nyata dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana di tingkat lokal.

“SDMT bukan hanya pelatihan, tapi gerakan membangun kepemimpinan daerah yang tangguh, responsif, dan siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan,” tutup Suharyanto.