Rinto Wardana Merah Putihkan Kabupaten Mentawai

Redaksi | Kamis, 07 Agustus 2025 - 15:14 WIB


Kami ingin masyarakat ikut merayakan kemerdekaan secara sederhana namun bermakna dengan gotong royong, membersihkan lingkungan, dan mengibarkan bendera sebagai simbol kebanggaan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana (kanan). Dok: Istimewa.

Jakarta - Di tengah gelombang samudra dan gugusan pulau yang terpencil, Rinto Wardana, Bupati Kepulauan Mentawai, mengambil langkah tak biasa. Ia turun langsung ke lapangan dari Km. 0 Tuapejat hingga Dusun Mapaddegat membagikan bendera Merah Putih kepada warga. Bukan sekadar seremoni, tapi strategi membangun identitas, persatuan, dan kepemimpinan berbasis kedekatan.

Langkah Rinto adalah bagian dari program nasional “Pengibaran 10 Juta Bendera Merah Putih”, namun di tangan pemimpin lokal seperti dia, program ini menjelma jadi narasi strategis.

“Kami ingin masyarakat ikut merayakan kemerdekaan secara sederhana namun bermakna dengan gotong royong, membersihkan lingkungan, dan mengibarkan bendera sebagai simbol kebanggaan,” Rinto Wardana

Retorika ini mencerminkan gaya kepemimpinan grassroots yang semakin relevan di era keterbukaan informasi dan ekspektasi publik yang tinggi.

Respons warga tak sekadar hangat, tapi antusias. Bendera yang dibagikan menjadi alat pengikat sosial-menyatukan warga tua-muda dalam semangat kebersamaan. Rinto memosisikan pemerintah daerah bukan hanya sebagai pengatur, tetapi sebagai bagian dari denyut komunitas.

Gerakan ini sekaligus menunjukkan bagaimana simbol negara dapat dikelola menjadi instrumen soft power domestik. Di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar seperti Mentawai, bendera Merah Putih bukan hanya kain, melainkan manifestasi kehadiran negara.

Dalam ekosistem politik lokal yang semakin kompetitif, langkah-langkah seperti ini memperkuat posisi Rinto Wardana sebagai figur yang tidak hanya administratif, tapi juga inspiratif. Kepemimpinan di Mentawai hari ini bicara lebih dari sekadar pembangunan fisik ia bicara tentang narasi kebangsaan yang menyatu dengan denyut lokal.