Menko Airlangga Dukung ASEAN-GCC sebagai Kekuatan Ekonomi Baru

Kiki Apriyansyah | Senin, 29 April 2024 - 13:57 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan PM Anwar Ibrahim diundang oleh World Economic Forum (WEF) saat menyampaikan sambutan pembuka pada dialog strategis ASEAN – Gulf Cooperation Countries (GCC) , Senin (29/4/2024). dok. humas kemenko perekonomian

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendukung peningkatan ketahanan pangan dan energi sekaligus memberikan sinyal ke dunia bahwa ASEAN – Gulf Cooperation Countries (GCC) merupakan suatu kekuatan ekonomi baru di dunia.

Hal tersebut disampaikan keduanya pada acara World Economic Forum (WEF) yang membahas ASEAN-Gulf Cooperation Countries (GCC) di Riyadh, Senin (29/4/2024).

Turut hadir berbagai menteri dari negara ASEAN dan GCC lainnya untuk berdiskusi dalam mengidentifikasi bagaimana kedua kawasan ini dapat “naik tingkat” dalam kerja sama antar regional dan menyongsong pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sambutannya menyebutkan dialog ini sangat penting sebagai momentum penguatan kerja sama ASEAN dan GCC terutama di segi perdagangan dan investasi. Terlebih, Indonesia, Malaysia, dan Laos merupakan “Troika” dari Keketuaan ASEAN tahun ini. 

Troika sendiri merupakan konsep penggiliran keketuaan suatu acara untuk menjamin ketersambungan dan keberlanjutan isu yang dibahas. Pada tahun 2023 lalu, Keketuaan ASEAN dipegang oleh Indonesia dan mengangkat tema “Epicentrum of Growth”. 

Selanjutnya pada tahun 2024 ini, Keketuaan ASEAN dipegang oleh Laos, sekaligus bertepatan dengan momen KTT ASEAN-GCC berikutnya, sedangkan pada tahun 2025, Keketuaan ASEAN akan dipegang oleh Malaysia. Oleh karena itu, kerja sama antar kawasan ini sangat penting, terutama berkaitan dengan agenda domestik mencapai Indonesia Emas di 2045 di tengah perlambatan ekonomi global dan eskalasi tensi di geopolitik saat ini. 

Untuk memperkuat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang sebelumnya telah dijalin ASEAN bersama beberapa negara mitra, Menko Airlangga mengusulkan untuk memperluas mitra kerja sama RCEP dengan negara-negara di GCC. 

“ASEAN mempunyai trade bloc yang besar yaitu RCEP, yaitu ASEAN + 6 negara. Jika ditambahkan dengan trade bloc GCC, makaini akan menjadi mega trade bloc terbesar di dunia,” ungkap Menko Airlangga. 

“Trade bloc ini dapat memfasilitasi berbagai potensi kerja sama di sektor perdagangan, investasi, digital ekonomi, keuangan syariah, UMKM, dan pertukaran pemuda,” tambah Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menggarisbawahi ASEAN-GCC Framework berikutnya yang implementasinya harus lebih jelas dan konkret. Penjajakan kerja sama Free Trade Agreement perlu dimulai dengan negara-negara GCC, sedangkan yang sudah ada perlu diperkuat dan diperluas. 

Kerja sama ini tentu akan menjadi peluang investasi dan perdagangan baru yang akan memperkuat ekonomi kedua kawasan. Sektor pertanian, energi, pariwisata merupakan sektor esensial, mengingat kedua kawasan ini memiliki keunikan sendiri, termasuk potensi kerja sama di bidang transisi energi, carbon storage, pendidikan, budaya, dan industri produk halal. 

Sebelumnya, Menko Airlangga juga bergabung sebagai panelis pada sesi Labour Markets for the Next Generation bersama para pemimpin dunia lainnya di WEF Special Meeting on Global Collaboration, Growth and Energy for Development.