Komitmen Pertamina Dalam Wujudkan Desa Energi Berdikari

Ardy | Kamis, 01 Juli 2021 - 07:32 WIB


Saat ini, kata Fajriah sudah terdapat lebih dari 10 Desa Energi Berdikari, dengan produksi energi total sebesar 35.400 Kilowatt-hour (KWH) dan 95.400 Liter bahan bakar alternatif (BBA) dan peningkatan pendapatan masyarakat lebih dari Rp870 juta/tahun. 
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Infografis Desa Energi Berdikari (Dok. Pertamina)

Jakarta – Komitmen Pertamina dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) tidak perlu diragukan lagi. Berbagai langkah strategis telah dilakukan BUMN yang dipimpin oleh Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama ini dalam menghadirkan inovasi terbaik untuk energi Indonesia di masa mendatang. 

Pengembangan EBT merupakan komitmen Pertamina dalam mendukung pemerintah untuk meningkatkan bauran energi dan mempersiapkan transisi energi di masa depan. 

“Hal ini sebagai aksi meminimalkan perubahan iklim sebagai bagian dari implementasi ESG (Environment, Social, & Governance) yang mendukung upaya pengembangan bisnis energi yang berkelanjutan,” kata Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman kepada FIVE.

Fajriah menjelaskan potensi sumber daya EBT di Indonesia sangat melimpah, dimana pengembangannya akan berperan penting dalam ketahanan energi nasional. Salah satunya EBT yang  berperan dalam penyediaan suplai dan permintaan energi. 

Selain itu, lanjut Fajriah EBT juga memiliki peranan penting terhadap perbaikan neraca perdagangan Indonesia melalui pengurangan impor minyak dan LPG. 

“Untuk pengurangan impor minyak diimplementasikan melalui pengembangan biodiesel dan green gasoline, sedangkan impor LPG dikurangi melalui pengembangan DME, metanol, hingga kompor induksi,” jelasnya.

Menurutnya hal ini menjadi komitmen Pertamina dalam mendorong pengembangan EBT secara optimal. Melalui Subholding Power & New Renewable Energy (NRE), Pertamina terus berupaya mengoptimalkan peluang dalam mengembangkan EBT di Indonesia.

Bukan hanya membangun energi dengan berkapasitas besar saja, kata Fajriah, Pertamina juga sangat peduli terhadap keberlangsungan energi khususnya di pedesaan. Dimana dalam hal ini Pertamina terus melakukan berbagai terobosan untuk mewujudkan desa yang memiliki kemandirian energi.

Salah satunya dengan cara mengembangkan Desa Energi Berdikari, yaitu Desa yang didukung oleh Pertamina untuk memanfaatkan energi terbarukan yang lebih terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan sehingga bisa memberikan dampak kemajuan baik secara ekonomi dan lingkungan.

Saat ini, kata Fajriah sudah terdapat lebih dari 10 Desa Energi Berdikari, dengan produksi energi total sebesar 35.400 Kilowatt-hour (KWH) dan 95.400 Liter bahan bakar alternatif (BBA) dan peningkatan pendapatan masyarakat lebih dari Rp870 juta/tahun. 

Ia mencontohkan, bukti nyata dari komitmen ESG yang dijalankan oleh Pertamina sebagai upaya mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia diantaranya.

Pertamina berhasil mengembangkan program inovasi energi terbarukan berbasis masyarakat sesuai standar ISO 26000 melalui program E-mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin) dan E-mba Mina (Energi Mandiri Tambak Ikan).

Inovasi ini berhasil dimanfaatkan oleh warga di salah satu tempat terpencil atau terisolasi di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dimana melalui kedua program tersebut, Pertamina berhasil memenuhi kebutuhan listrik dan ekonomi masyarakat sekitar. 

Kemudian, Pertamina juga terus gencar mewujudkan desa energi yang berdikari dengan menggandeng mitra-mitra strategis di seluruh daerah. Sebut saja dalam upaya mengembangkan Desa Energi Berdikari di Lampung Tengah. 

Dimana Pertamina dalam hal ini Divisi Pemasaran Regional Sumatera Bagian Selatan berkolaborasi dengan Asosiasi Kelompok Wanita Tani (ASKOWANI), Pemerintah Daerah serta Yayasan Rumah Energi.

Kolaborasi tersebut membuahkan hasil yang positif, dimana Program Desa Energi Berdikari Pertamina berhasil membangun 40 unit teknologi biogas, dan 40 unit instalasi cocok tanam rumah hidroponik untuk 40 rumah tangga warga Lampung Tengah yang terdiri dari 166 anggota keluarga penerima manfaat.

Bukan hanya itu, aula ASKOWANI juga berhasil mengembangkan konsep ramah energi dimana fasilitas yang tersedia 1000 watt panel surya untuk penerangan dan dapur yang dilengkapi Instalasi biogas.

Untuk itu, Fajriah berharap Program Desa Energi Berdikari dapat terus berjalan dan mampu berkembang karena memiliki potensi yang besar untuk pengembangan energi terbarukan berbasis masyarakat.

Pertamina mengaku jika program tersebut mampu berjalan dengan baik karena adanya dukungan yang besar dari Pemerintah Daerah (Pemda) sehingga kemandirian masyarakat bersama-sama dapat terus dikembangkan.

“Terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB), melalui program ini Pertamina mendukung Pemerintah Daerah didalam pencapaian TPB 2, 7, 8, dan 13, yaitu ketahanan pangan, energi bersih dan terjangkau, mendorong pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta penanganan perubahan iklim,” pungkasnya.