Perlu Sinergitas Dalam Memberantas Mafia Migor

Ardy & Armei | Rabu, 23 Maret 2022 - 14:25 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan saat menerima majalah FIVE di ruang kerjanya

Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan mengatakan kelangkaan minyak goreng (Migor) yang terjadi beberapa waktu lalu akibat ulah dari pengusaha nakal dan para spekulan.

Karena itu, Politisi PKB ini meminta pemerintah dan penegak hukum bertindak tegas terhadap oknum-oknum yang merugikan dan meresahkan masyarakat. 

"Kelangkaan minyak goreng ini merupakan tindakan pidana dan perlu perhatian aparat penegak hukum untuk law enforcement," kata Nasim kepada FIVE di ruang kerjanya. 

Nasim melanjutkan, kelangkaan minyak gereng bisa teratasi setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) dicabut berdasarkan Permen Kemendag Nomor 6 tahun 2022, kini sudah membanjiri di tengah-tengah masyrakat. 

“Kita lihat, setelah HET dicabut, tiba-tiba barang ada di mana-mana, beranikah pemerintah dan penegak hukum menyelidiki dengan maksimal juga menindak tegas. Terbukti, setelah permen diubah, HET diatur kembali, langsung banjir minyak," katanya. 

Sebenarnya lanjut Nasim, persoalan ini bisa segera teratasi jika semua pihak mendukung pemerintah dalam melawan mafia minyak goreng tersebut. Terlebih Mendag Lutfi tak akan menyerah melawan mafia minyak goreng maupun mafia komoditas pangan lainnya.

"Kami yakin Mendag telah melihat dan mampu membuktikan dalam mengatasi permasalahan selama ini. Mengatasi persoalan ini tidak akan bisa terselesaikan apabila semua komponen tidak bersama dan tidak mau mendukung," kata Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) PKB di Komisi VI DPR RI.  

Nasim juga melihat kinerja Kemendag selamat cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari surplus neraca perdagangan yang berkontribusi dalam menjaga ketahanan dan pemulihan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2022 kembali mencatat surplus, yakni USD 3,83 miliar. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya, yang mencapai USD 0,96.

Surplus neraca perdagangan Februari 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Pada Februari 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai USD 5,73 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD 2,29 miliar. Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari USD 18,27 pada Januari 2022 menjadi USD 19,47 pada Februari 2022.

"Mendag sekarang salah satu yang terbaik yang kita punya. Buktinya berhasil surplus neraca perdagangan luar negeri," tutupnya.