Jakarta - Ketua DPR RI sekaligus Anggota MPR RI Puan Maharani melakukan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, di SMK Muhammadiyah II, Kota Bandar Lampung.
Dalam sosialisasi tersebut, Puan Maharani mengajak masyarakat Indonesia dan para siswa untuk terus menjaga 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan Bhinneka Tunggal Ika yang akan menjadi modal memajukan negara.
“Saya harap dari umur peserta sosialisasi 4 pilar yang masih muda ini, sudah tahu dan mulai belajar tentang 4 pilar,” kata Puan, Kamis (25/8).
Puan mengatakan 4 pilar adalah identitas bangsa, yang membedakan Indonesia dari negara lain.
“Dan dengan berpegang teguh kepada 4 pilar itu, maka Insya Allah Indonesia bisa maju,” imbuh putri Megawati, Presiden kelima Indonesia itu.
Tak hanya itu, Puan juga mengingatkan para siswa merupakan generasi masa depan. Sebab anak muda saat ini adalah generasi penerus pembangun bangsa yang harus terus menjaga 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
“Karena nanti di tahun 2045, di peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, kalian ini termasuk yang akan menjadi para pengambil keputusan, para decision maker yang akan menentukan langkah Indonesia ke depannya,” tegasnya.
Puan juga menceritakan, saat memasuki lingkungan Muhammadiyah dirinya seperti masuk rumah sendiri.
“Setiap masuk ke lingkungan Muhammadiyah, saya seperti masuk rumah sendiri,” ujar cucu Bung Karno itu.
Lebih lanjut Puan mengatakan, ia adalah bagian dan keluarga Muhammadiyah. “Karena saya dan keluarga adalah bagian dari keluarga besar Muhammadiyah," tuturnya.
"Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, kakek saya adalah kader Muhammadiyah bahkan pernah diangkat menjadi Ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu tahun 1938-1942,” imbuhnya.
Ditambahkan Puan, neneknya Fatmawati istri Soekarno juga datang dari keluarga Muhammadiyah, Puan juga merasa senang saat datang ke institusi Muhammadiyah di berbagai daerah.
“Dengan kata lain, antara keluarga besar Bung Karno dan Muhammadiyah secara historis, kultural dan pemikiran tidak dapat dipisahkan,” ujarnya.