Jakarta – Valentino Rossi diprediksi bakal menerima gaji lebih rendah 50 persen dari pendapatannya di Monster Energi Yamaha jika resmi gabung Petronas. Pebalap gaek ini santer dikabarkan mendekat ke Petronas Yamaha setelah posisinya di tim pabrikan Yamaha digantikan Fabio Quartararo mulai akhir MotoGP 2020.
Jika skenario tersebut benar-benar terjadi, maka Rossi harus rela turun gaji. Sebab, Petronas bukanlah tim mewah yang bisa dibandingkan dengan Monster Energy Yamaha atau Repsol Honda.
Sportekz melaporkan, gaji Rossi dalam beberapa tahun terakhir di Yamaha berkisar U$10 juta atau setara Rp147 miliar per tahun. Itu merupakan gaji tertinggi kedua di MotoGP setelah Marc Marquez yang bergaji U$14 juta atau Rp206 miliar di Repsol Honda. Bahkan, nilai kontraknya diperkirakan bakal meningkat U$2 juta pada musim mendatang.
Jika gabung Petronas, Rossi kemungkinan akan bergaji tak lebih dari U$5 juta. Artinya, pebalap 41 tahun itu harus rela menerima gaji separuh dari penghasilannya di Yamaha.
Kendati demikian, pebalap yang dijuluki The Doctor itu tetap diklaim sebagai pebalap MotoGP dengan pendapatan tertinggi per tahunnya. Sebab, Rossi masih punya nilai jual di mata sponsor.
Jika masih tak ingin pensiun, Rossi mau tak mau harus menerima tawaran gaji lebih rendah di Petronas. Toh, pendapatannya dari iklan dan sponsor masih cukup besar.
Baik Rossi maupun CEO Petronas Yamaha Razlan Razali sudah menyatakan keinginan untuk melakukan negosiasi. Namun, hingga kini belum ada pembicaraan resmi.
Namun terbetik kabar bahwa negosiasi antara Valentino Rossi dengan Petronas Yamaha terkait kontrak di MotoGP 2021 diprediksi akan berlangsung sengit dan muncul masalah. Baik Rossi dan CEO Petronas Yamaha Razlan Razali sudah menyatakan keinginan untuk melakukan negosiasi, meski hingga kini belum ada pembicaraan resmi.
Pengamat sekaligus mantan manajer Rossi, Carlo Pernat, memprediksi negosiasi akan berlangsung sengit. Masalah akan muncul bukan karena nilai kontrak Rossi.
"Masalah dengan negosiasi antara Rossi dan Petronas buka soal uang atau sepeda motor, tapi berapa banyak anggota tim Rossi yang bisa dia bawa," ujar Pernat dikutip dari GP One.
"Sepertinya Petronas hanya akan mengizinkan Rossi membawa dua orang, yakni kepala mekanik David Munoz dan ahli telemetri Matteo Flamigni, tapi pasti Rossi ingin lebih," ucap Pernat.
Rangkaian MotoGP 2020 terpaksa ditunda karena darurat pandemi virus corona yang merebak di dunia. Hingga kini belum ada jadwal kelanjutan dari pihak Dorna dan FIM.