ACEH - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto memuji atas kepemimpinan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menangani tragedi peristiwa bencana Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam.
Prabowo memuji SBY yang baru menjabat sebagai Presiden selama dua bulan, namun bisa menangani bencana alam tsunami Aceh.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri acara silaturahmi dengan ulama dan tokoh masyarakat Aceh di Banda Aceh, Selasa (26/12/2023). SBY hadir dalam acara.
"Kita bersyukur Aceh dalam keadaan damai dan telah bangkit dari tragedi tsunami yang luar biasa, dan di situ kita melihat kepemimpinan luar biasa dari Pak SBY," kata Prabowo.
Ia menyebut ketika bencana itu terjadi, SBY baru beberapa bulan menjadi presiden. Namun, menurutnya, SBY berhasil memimpin Indonesia keluar dari krisis yang terjadi.
"Dua bulan sudah dihadapi krisis yang luar biasa. Bukan hanya krisis Indonesia, tapi krisis dunia. Tapi alhamdulillah beliau bisa mengatasi, memimpin semua usaha, suatu pekerjaan yang luar biasa, dan kita-kita merasakan sekarang hasil dari leadership beliau," katanya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengatakan prestasi dan kebaikan seorang pemimpin biasanya baru dirasakan ketika sudah tidak menjabat lagi.
Ia menyebut tidak hanya untuk Aceh, jasa-jasa SBY dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
"Prestasi, kebaikan seorang pemimpin, baru diketahui sebenar-benarnya sesudah beliau tidak berkuasa lagi. Ini kita lihat sekarang peran Pak SBY, jasa-jasa beliau, tidak hanya untuk Aceh saja, tapi untuk seluruh Indonesia, mulai rakyat merasakan," kata Prabowo.
Sementara itu, SBY menceritakan ketika mendapat kabar terjadi tsunami terjadi di Aceh, ia tengah kunjungan ke Papua. SBY lalu langsung menggelar sidang kabinet darurat.
"Malam harinya saya gelar sidang kabinet darurat di Jayapura, untuk segera mengambil langkah cepat, mengatasi keadaan, menyelamatkan jiwa yang masih bisa diselamatkan," katanya.
Keesokan harinya, SBY dan rombongan lalu berangkat menuju Aceh, namun karena pesawat yang saat itu kecil, dibutuhkan transit beberapa kali untuk mengisi bahan bakar.
SBY saat itu mengaku meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk terbang ke Banda Aceh terlebih dahulu.
"Harus tambah bahan bakar di Ambon, di Makassar dan Batam, sehingga baru hari kedua sore hari saya mendarat di Lhokseumawe. Saya minta pada Wapres Pak JK, tolong berangkat duluan ke Banda Aceh," ujar SBY.