Menlu Retno Angkat Tiga Isu pada Pertemuan Menlu ASEAN di Laos

Agung Nugroho | Senin, 29 Januari 2024 - 17:14 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno mengangkat tiga isu utama pada pertemuan Retreat para Menlu ASEAN baru saja selesai diselenggarakan di Luang Prabang, Laos, Senin (29/1/2024). Dok: Kemlu RI

Laos - Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno mengangkat tiga isu utama pada pertemuan Retreat para Menlu ASEAN baru saja selesai diselenggarakan di Luang Prabang, Laos, Senin (29/1/2024).

Retno mengatakan pertama hal-hal yang penting untuk ditindaklanjuti oleh Keketuaan Laos antara lain mengarus-utamakan isu maritim, melalui the ASEAN Maritime Forum (AMF)/Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) dan inisiatif maritim lain.

“Juga pentingnya dilanjutkan ASEAN Human Rights Dialogue, 2nd ASEAN Interreligious and Intercultural Dialogue Conference, 2nd ASEAN Blue Economy Forum dan Finalisasi TOR ASEAN Coordinating Task Force on Blue Economy. Kedua, mengenai situasi di Myanmar. Cukup banyak yang saya sampaikan di isu Myanmar ini,” ujar Retno dalam keterangan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (29/1/2024).

Retno juga mengatakan keputusan ASEAN untuk tidak mengundang political level Myanmar tetap diberlakukan. Kali ini, lanjut Retno Myanmar memutuskan untuk mengirim wakil pada tingkat non-political level, yaitu Permanent Secretary dari Kementerian Luar Negeri Myanmar. Sekali lagi, Myanmar hadir pada non-political level.

“Pertemuan Retreat dilakukan dalam 2 Sesi. Sesi pertama membahas prioritas Laos sebagai Ketua ASEAN dan follow-up dari KTT sebelumnya, termasuk diantaranya implementasi 5PC. Sesi kedua membahas situasi Kawasan dan internasional,” ucap Retno.

Oleh karena itu lanjut Retno mengatakan Indonesia sambut baik komitmen ulang para Menlu ASEAN untuk menjadikan 5PC sebagai referensi utama upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis. Indonesia juga menyampaikan semua catatan penanganan isu Myanmar selama keketuaan Indonesia tahun lalu, telah disampaikan ke Laos sebagai Ketua tahun ini.

“Indonesia juga mengharapkan tidak terjadinya permissive actions yang dapat menghambat atau memundurkan implementasi 5PC. Engagement dengan stakeholders harus dilakukan secara cermat, agar tidak secara politis dikapitalisasi oleh stakeholder tertentu,” ucap Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan kesiapannya untuk berkontribusi melalui mekanisme Troika. Diskusi di dalam mekanisme troika ini diharapkan tidak hanya terbatas pada konsultasi, namun juga mencakup koordinasi bantuan kemanusiaan dan fasilitasi dialog yang inklusif.

Dia juga mengatakan mengenai engagement dengan external partner ASEAN, Indonesia mengharapkan selalu dikoordinasikan dengan Ketua ASEAN.

Sementara itu Menlu Retno juga menyoroti isu Rohingya. “Saya tekankan bahwa isu Rohingya harus terus dibahas di ASEAN dan sebagai bagian dari upaya penyelesaian masalah Myanmar. ASEAN harus bekerja keras untuk mempersiapkan kondisi kondusif sehingga kaum Rohingya dapat kembali ke Myanmar secara sukarela, aman dan bermartabat,” tambah Retno.

Menlu Retno juga mengatakan terkait isu Ketiga yang diangkat di sesi pertama adalah mengenai peta jalan Timor Leste (TL) menjadi anggota penuh ASEAN.

“Saya menekankan kesiapan Indonesia untuk terus membantu TL dalam memenuhi peta jalan tersebut menuju keanggotaan penuh di ASEAN. Untuk tahun ini, prioritas bantuan kapasitas yang diberikan oleh Indonesia antara lain di bidang food control, education including ASEAN Study, dan customs reform and modernization,” pungkas Retno.