Istana Bantah Gestur Iriana Jokowi Salam Dua Jari di Mobil RI 1

Fuad Rizky | Selasa, 30 Januari 2024 - 09:44 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana

Jakarta - Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana membantah jika gestur yang diduga Ibu Negara Iriana soal salam dua jari yang muncul dari mobil Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi sebagai bagian proses demokrasi diasosiasikan kepada pasangan calon tertentu dalam pilpres 2024.

“Biarkan itu dilihat oleh Bawaslu. Ya intinya adalah upaya untuk menyapa dan mendekatkan diri dengan masyarakat. Kita cek aja seperti apa kejadian sebenarnya,” kata Ari saat ditemui di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, (29/1/2024). 

Ari menegaskan bahwa pada intinya agenda kunjungan kerja Jokowi ke berbagai daerah di Indonesia adalah upaya untuk menyapa dan mendekatkan diri dengan masyarakat.

Berbagai tudingan yang dilontarkan oleh sejumlah kalangan dari kegiatan itu pun disebut Ari sebagai dinamika di tahun politik.

"Kita cek saja seperti apa kejadian sebenarnya," tambahnya.

Seperti diketahui, Jaringan Aktivis Nasional Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Ganjar-Mahfud (Jarnas Gamki Gama) mengadukan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana ke Bawaslu RI di Jakarta, Jumat (26/1), terkait munculnya pose dua jari yang diduga untuk mendukung pasangan calon tertentu.

Menanggapi hal itu, Ari mengatakan bahwa upaya pelaporan kepada Bawaslu merupakan salah satu instrumen hukum yang disediakan dalam konteks demokrasi.

"Pelaporan satu hal yang tersedia ruangnya dalam konteks demokrasi. Presiden, dalam setiap kunjungan, selalu ingin berinteraksi menyapa masyarakat," jelasnya.

Ari menambahkan dari sekian ribu kunjungan presiden, Jokowi selalu terlihat berinteraksi kepada masyarakat dengan memberi salam, melambaikan tangan, dan lain sebagainya.

"Itu kita bisa cek apa yang terjadi. Intinya, itu upaya presiden untuk menyapa masyarakat," jelas Ari.

Ari pun menepis pose dua jari saat kunjungan di Salatiga tersebut sebagai bentuk afiliasi Jokowi kepada pasangan calon tertentu.

"Dari sekian ratus, bahkan ribuan, kunjungan, beliau tidak pernah, beliau lakukan selalu diasosiasikan upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, dengan menyapa masyarakat," ujarnya.