Menag: Transformasi Digital Harus Didahului Perubahan Pola Pikir

Fuad Rizky Syahputra | Minggu, 11 Februari 2024 - 14:26 WIB


Transformasi Digital di Kementerian Agama terus bergulir dalam beberapa tahun terakhir. Menag Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi proses transformasi digital yang tengah berlangsung. Namun, Gus Men, panggilan akrab Menag, juga mengingatkan bahwa keberhasilan proses itu harus didahului juga dengan transformasi pola piker.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Agama aqut Cholil Qoumas buka Raker Ditjen Pendidikan Islam

Jakarta - Transformasi Digital di Kementerian Agama terus bergulir dalam beberapa tahun terakhir. Menag Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi proses transformasi digital yang tengah berlangsung. Namun, Gus Men, panggilan akrab Menag, juga mengingatkan bahwa keberhasilan proses itu harus didahului juga dengan transformasi pola piker.

Pesan ini disampaikan Gus Men saat memberikan sambutan sekaligus membuka Rapat Kerja (Raker) Pendidikan Islam (Pendis) 2024. Raker berlangsung di Jakarta, 10 – 12 Februari 2024.

Menag menggarisbawahi tema Raker Pendidikan Islam, “Transformasi Layanan Pendidikan Islam Menuju Indonesia Unggul”. Menurutnya, transformasi merupakan suatu pilihan yang boleh atau tidak untuk dilaksankan.

“Jika memilih melakukan transformasi digital, maka sebelumnya kita harus mentransformasi pola pikir kita. Mustahil kita melakukan transformasi jika pola pikir kita belum bertransformasi atau masih pada pemikiran lama yang kolot,” terang Gus Men di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

“Transformasi digital itu dalam rangka mempermudah pelayanan terhadap masyarakat. Dan itu harus dimulai dengan transformasi pola pikir kita. Ngomong dan perintah itu gampang, tapi yang sulit itu menjalankannya. Memberi teladan itu yang berat,” sambungnya.

Menag minta jajaran Ditjen Pendis, memberikan perhatian khusus terhadap kemajuan lembaga pendidikan Islam, memperkenalkan kepada orang-orang sekitar, sehingga keberadaannya semakin diakui. “Atur program dengan baik, dengan segala kendala dan keterbatasan yang ada. Saya harapkan menemukan solusi sehingga program dan layanan dapat dijalankan sebagaimana mestinya,” tuturnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, kemakmuran negara akan tercapai dengan dukungan mekanisme pendidikan yang baik. Kang Dhani, panggilan akrabnya, menilai, kemakmuran akan hadir lewat bangsa-bangsa terdidik. “Kita berharap lembaga-lembaga pendidikan yang kita bina mampu menjadi penyejuk kepada masyarakat,” pungkasnya.