Din Syamsudin: Dakwah Kultural Memperkuat Landasan Budaya Masyarakat

Fuad Rizky Syahputra | Jumat, 22 Maret 2024 - 17:09 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Dok: UMJ

Jakarta - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Anggota Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Jakarta (BPH UMJ) Din Syamsuddin mengatakan bahwa dakwah kultural dapat memperkuat landasan budaya masyarakat.

"Dakwah kultural tidak semata-mata menggunakan seni budaya lokal sebagai objek, karena dalam refleksinya, dakwah kultural adalah konsep memperkuat landasan budaya masyarakat," kata Din dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Din pada sesi terakhir pengkajian Ramadhan 1445 Hijriah PP Muhammadiyah yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada Rabu (20/3).

Menurut dia, landasan budaya sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang maju.

"Tidak mungkin terjadi perubahan di masyarakat jika tidak disiapkan landasan budaya. Kesalahpahaman mendasar masyarakat Indonesia itu cepat menerapkan budaya luar, misalnya demokrasi liberal. Jika landasan budaya tidak cukup kokoh akan merusak budaya politik kita," ucapnya.

Ia mengemukakan, selama ini terdapat kesalahpahaman dalam memahami konsep dakwah kultural yang didasari oleh anggapan bahwa gerakan dakwah Muhammadiyah kurang apresiatif terhadap budaya lokal masyarakat.

"Oleh karena itu, kita perlu memperkuat basis komunitas lokal dengan menggunakan kekuatan amal usaha agar membantu gerakan dakwah Muhammadiyah, dan tentunya hal tersebut dapat dilakukan dengan mengendurkan ketegangan teologis terhadap kebudayaan lokal diiringi memperkuat landasan budaya masyarakat," tuturnya.

Ia menyebutkan, salah satu peran yang dapat tetap dipertahankan adalah gerakan dakwah melalui pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kemasyarakatan, serta dakwah pencerahan kepada umat dengan tiga kerangka yaitu pembebasan, pemberdayaan, dan pengembangan, yang merupakan kekuatan dakwah Muhammadiyah.