BMKG Ungkap Dampak Banjir Bandang di Sumbar, Akibat Curah Hujan

Agung Nugroho | Senin, 13 Mei 2024 - 18:43 WIB


Kepala BMKG Dwikorita juga mengungkapkan dampak Banjir bandang lahar dingin menerjang 3 kabupaten kota di Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu, 11 Mei 2024. Salah satu penyebabnya yaitu curah hujan tinggi.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya telah menerbitkan peringatan dini prakiraan cuaca di Sumbar pada 8 Mei 2024. Dok: Ist

Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya telah menerbitkan peringatan dini prakiraan cuaca di Sumbar pada 8 Mei 2024. Peringatan dini tersebut yaitu adanya potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita juga mengungkapkan dampak Banjir bandang lahar dingin menerjang 3 kabupaten kota di Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu, 11 Mei 2024. Salah satu penyebabnya yaitu curah hujan tinggi.

"Adanya sirkulasi itu terdeteksi pada tanggal 8 mei dan sehingga kami sudah memberikan peringatan dini cuaca prospek 3 hari kedepan, yakni pada tanggal 10-13 Mei di wilayah Sumatera Barat dalam kategori hujan sedang-lebat disertai kilat/petir," kata Dwikorita dalam keterangan resminya

Setelahnya, kata dia, pada Selasa (14/5) besok diperkirakan ada penurunan intensitas hujan menjadi ringan. Kemudian pada Rabu (15/5) hingga Jumat (17/5) diprediksi akan kembali terjadi peningkatan curah hujan hingga Rabu (22/5) mendatang.

"Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga Galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan," jelasnya dalam keterangan tertulis.

Dwikorita mengimbau warga yang berada di wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padangpanjang untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor.

Di sisi lain, Dwikorita menjelaskan dari hasil analisa BMKG per Senin (6/5) kemarin, terdeteksi pola sirkulasi siklonik di wilayah barat Aceh yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara intensif.

Kondisi itulah yang menurutnya menyebabkan banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di Sumbar pada Sabtu (11/5) malam.

Sementara itu terkait lahar Gunung Marapi, Dwikorita menjelaskan hal itu berasal dari material erupsi Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung.

Material itu, kata dia, hanyut terbawa air hujan ke arah hilir hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.

BMKG turut merekomendasikan kepada pemerintah daerah setempat agar dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengendalikan cuaca ekstrem yang sedang terjadi.

"TMC dengan cara menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat, merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi cuaca ekstrem," ujarnya.