Jakarta - Pelatihan Manajemen Risiko Organisasi Sektor Publik yang berlangsung lima hari, dari tanggal 10 s.d. 14 Juni di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Ciawi, Jawa Barat, telah selesai dilaksanakan. 30 ASN Ditjen Bimas Katolik sebagai peserta pelatihan dinyatakan lulus.
Sekretaris Ditjen Bimas Katolik Albertus Triyatmojo dalam arahan penutup kegiatan menyampaikan, 30 ASN Ditjen Bimas Katolik yang telah lulus diharapkan mampu memenuhi harapan Dirjen Bimas Katolik Suparman dalam hal kemampuan menguasai sembilan hal penting terkait manajemen risiko.
yakni, mampu menyusun konsep manajemen risiko sektor publik, mampu menyusun konsep manajemen risiko pengawasan nasional organisasi dan lintas sektoral, mampu untuk menetapkan konteks, mampu melakukan identifikasi, mampu melakukan analisis risiko, mampu mengevaluasi risiko, mampu menangani risiko, mampu melaksanakan monitoring dan reviu.
Sekretaris juga menegaskan pelatihan yang telah diterima memberi landasan yang kokoh bagi ASN untuk peningkatan kompetensi dan memperkuat kemampuan dalam manajemen risiko di Ditjen Bimas Katolik.
“Tanggung jawab kita tidak berakhir di sini. Saya berharap Anda semua dapat membawa kembali pengetahuan dan keterampilan yang Anda peroleh ke tempat kerja Anda masing-masing dan menerapkannya secara efektif dalam setiap aspek tugas Anda,” ungkap Sekretaris.
Lanjut Sekretaris, dengan kemampuan yang dimiliki oleh ASN pasca pelatihan, diharapkan mampu menjadikan ASN sebagai agen perubahan dan mewujudkan kerja tuntas, kerja cepat, dan akuntabel.
Ia juga mengajak peserta pelatihan untuk terus membangun budaya kerja yang positif dan lingkungan kerja untuk mendukung tercapainya program prioritas Direktur Jenderal Bimas Katolik.
Sekretaris juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) Ciawi Bogor atas kerja sama dan dukungan yang telah diberikan kepada 30 ASN Ditjen Bimas Katolik yang telah mengikuti pelatihan ini.