Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bakal terus menggeber inovasi digital pada layanan masyarakat di Kemenag.
Dalam upayahnya Kementerian Agama terus melakukan inovasi digital dalam melayani umat melalui Pusaka Super Apps. Dalam aplikasi tersebut semua layanan keagamaan yang dibutuhkan masyarakat telah tersedia di sana.
"Ini menjadi aplikasi yang menyatukan sekitar 4000 aplikasi sebelumnya menjadi satu aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh umat beragama," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kala membuka Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (PKN) II Angkatan XXVI di Jakarta, Senin (15/7).
Di hadapan 60 peserta PKN, Menag Yaqut berharap para peserta bisa mengikuti pelatihan bertema ‘Digitalisasi Layanan Umat yang Premium dan Terjangkau', ini sebaik-baiknya.
Apalagi, beragam perubahan yang telah dilakukan oleh peserta PKN di dua angkatan sebelumnya sangat mendukung kinerja Kementerian Agama.
"Oleh karena itu, PKN II kali ini temanya yang khusus yaitu digitalisasi, kami berharap hasil dari bisa digunakan sebagai bagian dari melakukan perbaikan-perbaikan di Kementerian Agama," ucapnya. Menag menambahkan transformasi digital menjadi pilihan yang mutlak harus dilakukan, mengingat saat ini Kemenag memiliki lebih dari 5.000 satuan kerja. Jika transformasi digital ini tidak dilakukan, maka daya jangkau terhadap satuan kerja tidak mungkin bisa dilakukan.
"Dalam tiga tahun terakhir ini kita bisa berproses secara cepat dan mulai terbentuk mindset digital di seluruh ASN Kementerian Agama," papar Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut. Sementara itu, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Suyitno menyebutkan, PKN II diikuti pejabat Kementerian Agama dan Kementerian/Lembaga lainnya.
Para peserta terdiri dari JPT Pratama Kementerian Agama, pejabat struktural administrator dan fungsional Kemenag, dan dari Kementerian/Lembaga lainnya seperti POLRI, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Keuangan, MPR serta Lembaga Administrasi Negara.
Alasan utama PKN II mengusung tema digitalisasi ini, untuk meneguhkan bahwa transformasi digital adalah sesuatu yang niscaya dan tidak bisa lagi dihindari, dan Kementerian Agama patut meneguhkan ini karena sudah banyak memperoleh rekognisi publik.
"Kemenag sudah dua kali mendapatkan rekognisi dari publik salah satunya transformasi digital layanan keagamaan yang diapresiasi oleh detik.com dan ini meneguhkan bahwa Kemenag memang sudah sangat familiar dengan transformasi digital," ucapnya.
Kedua, rekognisi diperoleh dari Kemenpan RB pada Digital Government Award untuk kategori Instansi dengan Peningkatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
"Di lingkungan Balitbang Diklat sendiri kita sudah meluncurkan Digital Learning Center (DLC) Massive Open Online Courses (MOOC, dan alhamdulillah sudah menjangkau lebih dari tujuh juta peserta diklat," imbuhnya.
Suyitno juga membandingkan kemajuan transformasi digital di Kemenag dengan kementerian lain. Jika kementerian lain dalam transformasi digital sudah bagus, tentu tidak mengagetkan, karena banyak SDM dengan latar belakang akademik teknik informatika atau sistem informasi.
“Namun, di Kementerian Agama, dengan fakultas Ushuluddin dan prodi keagamaan lainnya, bisa melakukan transformasi digital, menurut saya ini luar biasa," tambahnya.
Pada kesempatan sama, Plt. Kepala LAN Muhammad Taufiq mengapresiasi berbagai terobosan yang dilakukan Kemenag dan bisa menjadi role model dalam transformasi digital.