Jakarta - Direktur Jenderal Bimas Katolik mengharapkan transformasi Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak menuju ke institut segera diwujudkan.
Untuk itu dilangsungkan rapat koordinasi pada 15 s.d. 18 Juli 2024 di Pontianak.
Transformasi STAKat ke institut (perubahan bentuk dari STAKat Negeri ke Institut Katolik Negeri) menjadi salah satu target prioritas Ditjen Bimas Katolik di tahun 2024 yang persiapannya harus segera dimatangkan.
Suparman, Dirjen Bimas Katolik memberikan arahan untuk mencapai transformasi tersebut membutuhkan komitmen dan kerja keras. Dirjen mendorong supaya para ASN memiliki pola pikir yang kreatif “out of the box” agar STAKat segera dapat bertransformasi menjadi institut.
“Kita harus dapat berpikir out of the box, jangan hanya berpikir untuk saat ini, tetapi memikirkan apa yang akan terjadi besok, dan di masa depan, sehingga semua bisa diantisipasi. Jangan berpikir apa yang belum dicapai hari ini, tapi berpikir jauh ke depan,” ujar Dirjen.
Pada rapat koordinasi ini, dipaparkan dan dibahas grand design transformasi STAKat Negeri Pontianak, pemaparan Kementerian PPN/Bappenas tentang dukungan anggaran, dan pemaparan Karo Perencanaan Kementerian Agama RI.
Setelah pemaparan dan diskusi, selanjutnya peserta langsung meninjau lokasi STAKat Negeri Pontianak bersama Bappenas.
Adapun urgensi dalam transformasi ini: STAKat Negeri Pontianak merupakan perguruan tinggi keagamaan Katolik negeri pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Perlunya perluasan akses pendidikan yang berkualitas dengan biaya terjangkau bagi umat Katolik, dan perlunya kontribusi STAKat bagi peningkatan IPM di Kalimantan Barat.
Pembukaan prodi umum yang hanya bisa dilakukan institut atau universitas, dan regulasi yang menuntut semua perguruan tinggi negeri harus menjadi badan layanan umum, maka perlu transformasi menjadi institut dan universitas.
Hadir pula Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Direktur Pendidikan Katolik, Direktur Pendidikan Tinggi & IPTEK Kementerian PPN/BAPPENAS, Kepala Biro Perencanaan, Ketua STAKat Negeri Pontianak, dan para peserta dari tim Bimas Katolik Pusat dan STAKat.