Indonesia-Africa Forum 2024, Peran Aktif Indonesia dalam Memperkuat Ketahanan Pangan Global

Elma | Rabu, 04 September 2024 - 14:30 WIB


Melalui forum ini, kita dapat memperkuat sinergi antara Indonesia dan negara-negara Afrika dalam mencapai tujuan bersama untuk ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Diskusi Panel di Indonesia-Africa Forum 2024. Dok: Istimewa

Jakarta - Tantangan dan dinamika global yang berkaitan dengan pangan seperti perubahan iklim, gangguan rantai pasok dan distribusi pangan, food loss and waste, bahkan konflik geopolitik mengharuskan terbangunnya kerja sama dan kemitraan yang kuat di antara berbagai negara.

Sebagai negara dengan potensi dan sumber daya pangan yang beragam, Indonesia menunjukkan komitmen untuk memperkuat ketahanan pangan global melalui berbagai inisiatif. 

"Karena dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, forum ini sangat penting baik bagi Indonesia maupun kawasan Afrika yang berfokus pada berbagi pengalaman dan kolaborasi terkait pangan, transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan. Ini akan memperkaya kita dengan ide-ide untuk merumuskan langkah-langkah strategis serta menghasilkan tindakan konkret dengan membuka dan memaksimalkan potensi di antara kedua belah pihak," ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Diskusi Panel di Indonesia-Africa Forum 2024 pada Selasa (3/9/2024) di Nusa Dua, Bali.

Dalam forum yang dihadiri oleh berbagai stakeholder dari Indonesia dan Afrika tersebut, Arief memaparkan Indonesia mendorong semangat kolaborasi dalam menciptakan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif.

"Indonesia percaya bahwa kerja sama dan berbagi pengetahuan adalah kunci untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks. Melalui forum ini, kita dapat memperkuat sinergi antara Indonesia dan negara-negara Afrika dalam mencapai tujuan bersama untuk ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan," ujar Arief.

Arief juga menguraikan beberapa ptensi kerja sama di kawasan Asia - Afrika antara lain dalam konteks pangan dengan berfokus pada berbagai isu antara lain penanganan food loss and waste, membangun pola pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman, dan pemetaan daerah rentan rawan pangan.

"Berbagai aspek ketahanan pangan bisa dioptimalkan dalam upaya memperkuat kerja sama di kawasan Asia dan Afrika antara lain melalui transfer teknologi, memperkuat capacity building, berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam berbagai isu pangan seperti penanganan food loss and waste, dan penanganan daerah rentan rawan pangan," papar Arief.

Selain itu, menurut Arief forum ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara Afrika, khususnya dalam bidang pangan dan agribisnis.

"Kami melihat potensi besar dalam memperluas pasar ekspor produk pangan Indonesia ke Afrika. Ini adalah peluang emas untuk menciptakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan sekaligus memperkuat ketahanan pangan kedua belah pihak," pungkasnya.

Adapun Indonesia - Africa Forum 2024 merupakan forum yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika. Forum ini dihadiri oleh kepala negara, pejabat tinggi, dunia usaha dari berbagai negara di kawasan Afrika.

Forum ini menjadi wadah untuk melaksanakan kegiatan dialog politik, kerja sama ekonomi, dan pertukaran budaya yang menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika sebagai bagian dari Global South, dengan tema "Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063".

Presiden Joko Widodo saat membuka Joint Leaders' Session High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2, pada Senin (2/9/2024) di Nusa Dua Bali mendorong terbangunnya semangat solidaritas antarnegara.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya pencapaian target SDGs (Sustainable Development Goals) sehingga harus menjadi fokus utama pembangunan global yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional termasuk agenda 2063.

"Indonesia berkomitmen jadi bagian dari solusi global, membela kepentingan global south sekaligus bridge bulider dalam memperjuangkan kesetaraan keadilan dan solidaritas percepatan pencapaian SDGs. Ini adalah komitmen yang terus diusung sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955," kata Kepala Negara.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia siap bermitra dengan siapapun utamanya kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.

Hasil kemitraan Indonesia Afrika sejauh ini membawa peningkatan besar volume perdagangan dan kesepakatan perjanjian perdagangan.

Bahkan Indonesia - Afrika Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya menyentuh 3,5 miliar USD atau hampir 6 kali lipat dari penyelenggaran IAF pertama di tahun 2018.