Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden RI Joko Widodo dalam acara yang digelar untuk menyambut HUT RI ke-75 di Istana Kepresidenan
Foto : Dok. DPD RI
Jakarta - Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden RI Joko Widodo dalam acara yang digelar untuk menyambut HUT RI ke-75 di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Tanda Kehormatan ini diberikan kepada tokoh yang dianggap layak karena memiliki jasa luar biasa kepada bangsa dan negara sesuai dengan UU No 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Bintang Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
Selain Mahyudin, turut menerima Tanda Kehormatan dalam acara ini adalah Fadli Zon, Fahri Hamzah, Osman Sapta Odang, dan Jimly Asidiqie.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2009 tersebut dijelaskan pemberian dimaksudkan sebagai penghormatan kepada setiap warga negara yang memajukan dan memperjuangkan pembangunan bangsa dan negara demi kejayaan dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun jasa tersebut meliputi jasa di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya dan ilmu pengetahuan, teknologi, dan beberapa bidang lain yang memiliki manfaat bagi bangsa dan negara.
"Kami sangat mengapresiasi kepada Pemerintah atas penghargaan yang telah diberikan. Dengan adanya tanda kehormatan ini diharapkan kepada tokoh bangsa dan masyarakat sipil lainnya dapat menumbuhkan kebanggaan, sikap keteladanan, semangat kejuangan, dan motivasi untuk meningkatkan darma bakti kepada bangsa dan negara," ujar Mahyudin dalam keterangan tertulis, Kamis (13/8/2020).
Mengenai kondisi pandemi COVID-19, Mahyudin menyebut situasi pasti bisa dilawan di bawah kendali langsung Presiden. Menurutnya, koordinasi dengan DPR RI dan DPD RI perlu segera dilakukan untuk memetakan permasalahan dan pencarian solusi yang lebih komprehensif dengan tetap mengedepankan keselamatan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
"Penghargaan ini saya dedikasikan kepada kedua orang tua saya, keluarga saya, serta seluruh rakyat Kalimantan Timur yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada saya sehingga menjadi motivasi saya untuk selalu berbuat yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Saya mencintai bangsa ini, lahir batin, tanpa syarat," imbuhnya.
Adapun Mahyudin lahir di Tanjung, Kabupaten Tabalong, berjarak 232 km dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tanggal 8 Juni 1970 dari pasangan H. Mansyur Mante (Suku Bugis-Pinrang) dengan Hj. Mardiyah (Suku Banjar).
Ia menempuh pendidikan di SD Negeri 002 Sangatta lulus pada 1983, SMP Singa Geweh lulus pada 1986, dan SMA Negeri 2 Tanjung di Tanjung Tabalong dengan tinggal bersama kakek-neneknya karena di Sangatta saat itu belum ada SMA. Kemudian pada 1989 ia melanjutkan studi ke Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Ia pertama kali terpilih sebagai Wakil Sekretaris DPC Golongan Karya Sangatta. Bakat, kecerdasan, dan keterampilan komunikasinya menjadikannya sebagai tokoh muda yang diperhitungkan di masa itu. Setelah reformasi, Mahyudin mencalonkan diri untuk duduk di DPRD Kutai dari Partai Golkar, namun usahanya belum berhasil.
Setelah terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Kutai menjadi 4 bagian dan salah satunya adalah Kabupaten Kutai Timur dengan Sangatta sebagai ibu kotanya, Mahyudin maju sebagai caleg pada Pemilu 1999 dan akhirnya berhasil duduk di salah satu kursi anggota DPRD Kutai Timur.
Pada tahun 2001, Mahyudin terpilih sebagai Wakil Bupati mendampingi Bupati AWang Faroek Ishak. Lalu, ia menjadi Bupati Kutai Timur pada tahun 2003 karena Awang Faroek Ishak memilih maju dalam pemilihan gubernur Kaltim. Saat itu ia menjadi bupati termuda se-Indonesia ketika usianya baru 33 tahun.
Karir politiknya terus berlanjut, ia didapuk sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kaltim dan meraih suara terbesar dari seluruh caleg dan seluruh partai politik di Kaltim untuk duduk sebagai anggota DPR RI 2009-2014 di daerah pemilihan Kaltim.
Pada pemilu 2014, Mahyudin maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Golkar dan kembali mendapat suara terbesar dari seluruh caleg dan seluruh partai politik di daerah pemilihan Kalimantan Timur. Pada pemilihan pimpinan MPR RI 2014-2019, Mahyudin terpilih sebagai Wakil Ketua MPR RI dalam paket B bersama Zulkifli Hasan, Mangindaan, Hidayat Nurwahid, dan Oesman Sapta Odang.
Pada pemilu 2019, Mahyudin maju melalui jalur perseorangan dan terpilih menjadi anggota DPD RI di daerah pemilihan Kaltim. Kemudian saat pemilihan pimpinan DPD RI, Mahyudin terpilih sebagai Wakil Ketua DPD RI mendampingi Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama Nono Sampono dan Sultan B Najamudin.