Rampung Akhir November 2024, Bendungan Sidan Suplai Air Baku Bagi 1.3 Juta Jiwa

Fuad Rizky Syahputra | Rabu, 13 November 2024 - 12:56 WIB


Bendungan ini akan menambah kapasitas penyediaan air baku bagi masyarakat Bali dan mengurangi risiko banjir. Diharapkan dengan beroperasinya bendungan ini, risiko banjir dapat berkurang signifikan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono saat meninjau Bendungan Sidan, Bali. Dok: Biro Komunikasi Publik Kementerian PU.

Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan kunjungan untuk meninjau progres pembangunan Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar, Bali, pada Senin (11/11/2024). Proyek bendungan itu sudah mencapai progres fisik 96,59 persen dan diharapkan selesai sepenuhnya pada akhir November 2024.

Menteri PU Dody menyatakan bahwa Bendungan Sidan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar, terutama dalam penyediaan air baku sebesar 1.750 liter per detik untuk melayani sekitar 1,3 juta jiwa serta pengendalian banjir di lahan seluas 108 hektar.

“Bendungan ini akan menambah kapasitas penyediaan air baku bagi masyarakat Bali dan mengurangi risiko banjir. Diharapkan dengan beroperasinya bendungan ini, risiko banjir dapat berkurang signifikan,” ungkap Menteri Dody  dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU, Bob Arthur Lombogia, menjelaskan bahwa Bendungan Sidan tak hanya berfungsi sebagai penyedia air baku dan pengendali banjir, tetapi juga berpotensi menjadi sumber energi listrik.

Bendungan ini memiliki potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMh) dengan kapasitas 0,65 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung dengan kapasitas hingga 8 MW. Total potensi energi yang dihasilkan mencapai 8,65 MW, yang dapat mendukung ketahanan energi di Bali.

Pembangunan Bendungan Sidan didasari kebutuhan air baku di kawasan Sarbagita yang mencapai 5.100 liter per detik.

Namun, saat ini kapasitas penyediaan air baku di Bali hanya mencakup sekitar 50 persen dari kebutuhan. Sisa 45 persen akan didukung oleh Bendungan Sidan dan infrastruktur lainnya.

Direktur Bendungan dan Danau, Ditjen SDA, Adenan Rasyid, menyebut bahwa pihaknya telah mengidentifikasi beberapa infrastruktur lain untuk mendukung penyediaan air baku, seperti Embung Unda di Gianyar, long storage OS untuk Gianyar dan Denpasar, serta Bendungan Balian yang akan mensuplai air bagi Tabanan dan Denpasar.

Jika seluruh infrastruktur ini rampung, Bali diproyeksikan memiliki kapasitas air baku yang mencukupi bahkan melebihi kebutuhan.

Dalam tinjauan ini, Menko AHY menekankan bahwa Bendungan Sidan merupakan salah satu proyek infrastruktur penting yang dikembangkan oleh Kementerian PU.

“Bendungan Sidan ini merupakan proyek infrastruktur strategis yang menjadi domain Kementerian PU. Pembangunannya hampir selesai, tinggal beberapa persen lagi hingga bisa dituntaskan dan diresmikan untuk digunakan masyarakat, terutama dalam mendukung sektor pariwisata di Bali,” ujar Menko AHY.

Menko AHY juga berharap agar proyek ini segera tuntas sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Bali, khususnya di kawasan Metropolitan Sarbagita yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.

Bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan penyediaan air bersih dan mendukung pariwisata di Bali, yang dikenal sebagai pusat pariwisata nasional dan internasional.

“Atas nama pemerintah, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada Kementerian PU yang telah bekerja keras tanpa henti sejak 2018 untuk mewujudkan proyek ini. Tinggal sedikit lagi, mari kita kawal bersama hingga selesai, agar investasi dari uang rakyat ini benar-benar berbuah untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.