Ketua MPR RI: HUT ke-80 RI Momentum Refleksi dan Peneguhan Komitmen Kebangsaan

Kiki Apriyansyah | Jumat, 15 Agustus 2025 - 11:27 WIB


Ahmad Muzani dalam pidato kenegaraannya menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, menyerukan pentingnya rasa syukur, semangat persatuan, serta pembaruan komitmen terhadap nilai-nilai kemerdekaan dan konstitusi bangsa.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Ketua MPR RI Ahmad Muzani dok. takap layar youtube TVparlemen

JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Muzani, dalam pidato kenegaraannya menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, menyerukan pentingnya rasa syukur, semangat persatuan, serta pembaruan komitmen terhadap nilai-nilai kemerdekaan dan konstitusi bangsa.

Dalam pidatonya, Ahmad Muzani mengawali dengan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga mengajak untuk meneladani perjuangan para pahlawan, seraya mengingatkan bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, melainkan pintu menuju perjuangan tanpa henti.

"Delapan dekade lalu, bangsa kita menyatakan diri untuk berdiri tegak di atas kaki sendiri. Momentum ini bukan hanya perayaan masa lalu, tapi refleksi dan penetapan arah masa depan," ujar Muzani dalam pidato sidang tahunan MPR RI 2025 dan sidang bersama DPR dan DPD RI di Gedung Nusanara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Muzani menyoroti sejumlah program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya sejalan dengan semangat kemerdekaan dan cita-cita pendiri bangsa. Ia menyebut kebijakan Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, dan pemeriksaan kesehatan gratis sebagai langkah nyata menuju Indonesia yang lebih inklusif dan berdaulat.

“Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya memberi makan, tapi juga investasi besar bagi masa depan bangsa, sekaligus penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia menegaskan bahwa arah pembangunan kini difokuskan pada kemandirian ekonomi melalui hilirisasi, ketahanan pangan, dan penguatan UMKM.

Muzani turut menyinggung situasi global, khususnya konflik kemanusiaan yang terjadi di Palestina, Iran, dan kawasan Asia Tenggara. Ia menegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia harus terus konsisten berpihak pada perjuangan kemanusiaan dan kemerdekaan bangsa lain.

“Indonesia tidak lahir hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga sebagai inspirasi perjuangan bangsa lain. Dukungan untuk kemerdekaan Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi dan sejarah kita,” ujar Muzani, mengutip kalimat Pembukaan UUD 1945 tentang penghapusan penjajahan di atas dunia.

Ia menyambut baik langkah Presiden Prabowo dalam menyerukan perdamaian di berbagai forum internasional dan menekankan pentingnya diplomasi untuk menjaga stabilitas ASEAN.

Ketua MPR juga mengungkapkan bahwa Badan Pengkajian MPR telah menyelesaikan rumusan awal Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dan mengajak seluruh elemen bangsa memberikan masukan terhadap konsep tersebut.

“PPHN ini akan menjadi panduan pembangunan nasional jangka panjang. Kami mengajak akademisi, tokoh masyarakat, dan seluruh rakyat turut menyampaikan pandangan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan harus menjadi refleksi moral-konstitusional, bukan hanya seremoni tahunan.

Komitmen MPR terhadap Pemberantasan Korupsi dan Penguatan Etika Berbangsa
Dalam pidatonya, Muzani kembali mengingatkan tentang pentingnya komitmen terhadap agenda pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), sebagaimana diamanatkan dalam TAP MPR Nomor XI/MPR/1998.

“Korupsi bukan sekadar kejahatan hukum, tapi pengkhianatan terhadap ruh kemerdekaan,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya mewujudkan etika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam seluruh perilaku pejabat publik, sebagaimana tertuang dalam TAP MPR Nomor VI/MPR/2001.

Menjelang Hari Konstitusi yang jatuh pada 18 Agustus, Muzani mengajak masyarakat untuk menghayati UUD 1945 sebagai konstitusi yang hidup dan senantiasa relevan dengan zaman. Ia menggarisbawahi pentingnya aktualisasi Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945, yang menekankan pengelolaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tiga Peran Strategis MPR: Rumah Kebangsaan, Pengawal Konstitusi, Penjaga Kedaulatan Rakyat. Sebagai penutup, Ahmad Muzani menegaskan kembali tiga peran strategis MPR, yaitu sebagai: Rumah Kebangsaan, tempat seluruh elemen bangsa menyuarakan aspirasi dan mencari titik temu. Pengawal Konstitusi, yang memastikan nilai-nilai UUD 1945 diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Penjaga Kedaulatan Rakyat, yang mengawasi agar semua kebijakan berpihak kepada rakyat.

Ia menegaskan pentingnya pengamalan Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi ketahanan dan daya juang bangsa di tengah tantangan global.

Sebagai penutup pidatonya, Muzani membacakan tiga pantun yang menyuarakan semangat nasionalisme, kebersamaan, dan harapan akan masa depan Indonesia yang cerah dan berdaulat.

"Presiden Prabowo adalah pemimpin sejati, Untuk Indonesia Raya yang Abadi."tutup Muzani.