Jakarta - Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) meluncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) dan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Tahun 2025. Dokumen ini menjadi tonggak penting sebagai baseline baru dalam pembangunan ketahanan pangan nasional, sekaligus rujukan bagi penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pangan yang lebih tepat sasaran, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy mengungkapkan FSVA dan IKP saat ini telah digunakan sebagai rujukan dalam menetapkan lokus dan target intervensi program pengentasan daerah rentan rawan pangan, penurunan kemiskinan, penurunan stunting, dan program-program pembangunan ketahanan pangan yang bersifat lintas sektor. IKP dan FSVA juga dijadikan indikator kinerja pembangunan pangan di dalam RPJMN 2025-2029.
“Hasil analisis FSVA 2025 menunjukkan bahwa 433 kabupaten/kota (84,24%) masuk kategori wilayah tahan pangan, sementara 81 kabupaten/kota (15,76%) masih tergolong rentan rawan pangan. Jumlah ini membaik dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 92 kabupaten/kota (17,90%) rentan rawan pangan,” ungkap Sarwo dalam arahannya pada Sosialisasi Hasil dan Bimbingan Teknis FSVA dan IKP Tahun 2025 di Depok, Rabu (27/8/2025).