Pidato Perdana Prabowo di PBB Jadi Momentum Strategis Diplomasi Nusantara di Panggung Global

Kiki Apriyansyah | Kamis, 28 Agustus 2025 - 15:27 WIB


Dave Laksono menyebut momen ini bukan sekadar seremoni diplomatik, melainkan pernyataan strategis Indonesia dalam menegaskan peran globalnya di tengah dinamika tatanan dunia yang terus berubah.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Dave Laksono, Anggota BKSAP DPR RI dari Fraksi PKS Syahrul Aidi Maazat saat memberikan paparan dalam diskusi publik bertajuk Dialektika Demokrasi dengan tema "Pidato Perdana Prabowo di PBB: Gagasan Global dan Diplomasi Nusantara", yang digelar di Ruang PPIP Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, menyatakan bahwa pidato perdana Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80 yang akan berlangsung pada 23 September 2025 mendatang di New York, bukan sekadar seremoni diplomatik. Pidato tersebut, menurut Dave, adalah pernyataan strategis yang menegaskan posisi Indonesia dalam tatanan global yang tengah berubah.

Hal ini disampaikan Dave dalam diskusi publik bertajuk Dialektika Demokrasi dengan tema "Pidato Perdana Prabowo di PBB: Gagasan Global dan Diplomasi Nusantara", yang digelar di Ruang PPIP Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

“Pidato ini akan menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk menegaskan peran globalnya, terutama dengan mengusung nilai-nilai Nusantara seperti keseimbangan, kemandirian, dan solidaritas sebagai landasan diplomasi dan perdamaian internasional,” ujar Dave.

Ia menekankan bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi pendengar di forum global, melainkan tampil sebagai penyumbang gagasan dalam pembentukan tatanan dunia baru. Menurutnya, pidato Prabowo akan mencerminkan keberanian strategis Indonesia untuk mengambil peran aktif di tengah dinamika geopolitik dan krisis multilateral yang semakin kompleks.

Komisi I DPR RI, lanjut Dave, mendukung sepenuhnya kebijakan luar negeri yang proaktif dan berdaulat. Hal ini diwujudkan melalui diplomasi digital, penguatan pertahanan, dan kerja sama strategis yang menjadi komponen utama dalam narasi global Indonesia.

“Demokrasi yang sehat tidak berhenti di dalam negeri. Ia harus mampu melampaui batas geografis dan berbicara di forum internasional, menyuarakan keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan. Itulah esensi dari diplomasi Nusantara yang kita perjuangkan,” tambahnya.

Senada dengan Dave, Anggota BKSAP DPR RI dari Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, juga menyambut positif kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB. Ia menyebut momen ini sebagai kebanggaan nasional sekaligus peluang strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan moral di tengah dunia yang dilanda berbagai tantangan global.

“Kita patut berbangga dengan tampilnya Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80. Ini bukan hanya forum internasional, tapi juga momentum strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang membawa misi perdamaian, keadilan, dan kerja sama global,” ucap Syahrul.

Ia meyakini, pidato Prabowo akan membawa “warna baru” bagi diplomasi Indonesia, dengan menekankan pentingnya solidaritas kemanusiaan di tengah krisis global seperti perubahan iklim, ketidakadilan ekonomi, hingga konflik geopolitik.

“Diplomasi Nusantara yang mengedepankan musyawarah, keadilan, dan keseimbangan menjadi pondasi hubungan antarbangsa yang lebih manusiawi. Ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa kita hadir bukan sekadar sebagai penonton, tetapi sebagai penentu arah peradaban global yang lebih adil,” pungkasnya.

Sidang Umum PBB ke-80 ini akan menjadi panggung penting bagi Indonesia, dan publik pun menantikan bagaimana Presiden Prabowo akan membawa semangat Nusantara dan nilai-nilai luhur bangsa ke dalam percaturan dunia.

Baca Juga