JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa kondisi pangan nasional saat ini menunjukkan tren positif. Amran mengungkapkan beberapa indikator yang menunjukkan keberhasilan sektor pertanian, termasuk inflasi yang menurun dan peningkatan produksi beras.
"Itu yang pertama, kita sudah lihat data BPS. Inflasi kita turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen. Artinya apa? Pangan yang biasanya berkontribusi tinggi terhadap inflasi sekarang menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja," kata Amran Saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Menurutnya, terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dari beras premium ke beras medium yang banyak dijual di pasar tradisional. Hal ini dianggap sebagai bagian dari dinamika pasar yang sehat.
Lebih lanjut, Amran juga menyoroti capaian produksi beras nasional yang meningkat signifikan.
"Produksi kita sampai Oktober ini berdasarkan data BPS sudah mencapai 31 juta ton. Tahun lalu pada bulan yang sama hanya 28 juta ton. Artinya, kita surplus 3 juta ton dibandingkan tahun lalu. Bahkan, estimasi kita sampai akhir tahun bisa mencapai 34 juta ton, mungkin 35 juta ton menurut FAO," jelasnya.
Terkait harga pangan yang masih tinggi seperti minyak goreng, ayam, dan telur, Mentan menyebut hal tersebut sebagai "anomali pasar".
"Kita ini produsen sawit terbesar di dunia, tapi kenapa harga minyak goreng masih naik? Ayam, telur kita sudah swasembada bahkan ekspor. Ini anomali yang harus kita perbaiki bersama," tegas Amran.
Amran juga menekankan bahwa hingga September 2025, Indonesia belum melakukan impor beras, berbeda dengan tahun lalu yang mencapai 3 hingga 4 juta ton.
"Kita harus bangga dengan gagasan besar Presiden. Tahun lalu impor sampai 4 juta ton, sekarang tidak ada. Ini hasil kerja kita semua, terutama para petani Indonesia. Stok beras kita juga naik drastis dari 1-2 juta ton tahun lalu menjadi 4 juta ton tahun ini," ungkapnya.
Amran menambahkan, pemerintah terus melakukan operasi pasar besar-besaran guna menekan harga beras di pasar, dengan menyiapkan 1,3 juta ton beras SPHP dan premium.
"Kami minta Bulog untuk meningkatkan kuantum beras premium. Kemarin kita gelar operasi pasar di 4.000 titik di 7.282 kecamatan seluruh Indonesia. Harga sudah mulai turun, tapi kami ingin lebih rendah lagi," ujar Amran.
Ia juga memastikan bahwa ekosistem pangan nasional terus dibenahi, mulai dari pupuk, benih, alat mesin pertanian, hingga irigasi. Menurutnya, penyelesaian secara bertahap akan terus dilakukan hingga tuntas tahun depan.
"Kita sedang bangun ekosistem pangan yang sehat. Hulu sudah hampir selesai, sekarang giliran hilir yang kita fokuskan bersama-sama," pungkasnya.