Banjir Surut, Karhutla Meluas, dan Gempa Guncang Sukabumi: Catatan BNPB 21–22 September

Redaksi | Senin, 22 September 2025 - 20:04 WIB


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat empat jenis bencana melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada periode 21–22 September 2025, mulai dari angin kencang di Jember, gempa bumi di Sukabumi, banjir di Kubu Raya, hingga kebakaran hutan dan lahan di Aceh Barat.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Gempa Magnitudo 3,8 Guncang Sukabumi, Lima Rumah Rusak. Dok: Istimewa.

Jakarta - Dalam kurun 21–22 September 2025, Indonesia kembali diguncang berbagai peristiwa bencana. Data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat setidaknya empat jenis bencana melanda sejumlah daerah, yakni angin kencang, gempa bumi, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan.

Di Jember, Jawa Timur, angin kencang melanda Kecamatan Sumbersari pada Minggu (21/9) siang. Sedikitnya 55 rumah warga, empat pertokoan, serta satu ruas jalan mengalami kerusakan.

Seorang warga juga dilaporkan terluka dan mendapat perawatan di RS Soebandi. Upaya pemulihan dilakukan cepat oleh BPBD bersama masyarakat dengan pembersihan material dan perbaikan rumah secara gotong royong.

Sementara itu, gempa magnitudo 3,8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu dini hari. Guncangan dangkal dengan pusat gempa di darat mengakibatkan kerusakan pada lima rumah di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan. Meski tidak berpotensi tsunami, BPBD setempat tetap menyiagakan personel mengantisipasi gempa susulan.

Dari Kalimantan Barat, banjir menerjang Desa Pasak Piang, Kabupaten Kubu Raya, akibat hujan deras berkepanjangan sejak 11 September. Sebanyak 2.396 jiwa terdampak, namun kondisi banjir pada Minggu (21/9) sudah mulai surut.

Di Aceh Barat, kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi dengan luasan terdampak mencapai 8,8 hektar. Pemadaman melibatkan BPBD, petugas damkar, serta unsur lain yang bekerja di lapangan. Tidak ada korban jiwa, meski api sempat meluas.

Menanggapi situasi ini, BNPB mengimbau masyarakat agar tidak lengah. Peralihan musim yang sedang berlangsung membuat potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, maupun tanah longsor semakin tinggi.

Kesiapsiagaan, seperti memastikan jalur evakuasi aman, memangkas pohon rawan tumbang, hingga menyiapkan tas siaga bencana, dinilai penting untuk meminimalkan risiko.