Suasana haru menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10), usai bangunan empat lantai di kompleks tersebut roboh. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto hadir langsung di lokasi untuk memastikan penanganan berjalan maksimal.
Kehadiran Suharyanto bukan sekadar koordinasi teknis, melainkan membawa pesan khusus dari Presiden RI Prabowo Subianto. “Saya datang atas perintah langsung Presiden. Beliau menyampaikan bela sungkawa mendalam bagi keluarga korban, semoga diberi kekuatan dan kesabaran,” ujar Suharyanto di sela peninjauan.
Didampingi Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syafii, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Suharyanto melihat langsung kondisi reruntuhan. Dari hasil pemantauan, tim gabungan masih berjibaku melakukan pencarian terhadap 91 santri yang tercatat hadir, sebagian diduga tertimbun material.
Operasi penyelamatan menghadapi kendala karena kondisi bangunan yang rapuh. Tim ahli menilai penggunaan alat berat dapat membahayakan, terlebih masih ada dugaan enam santri hidup di bawah reruntuhan. Karena itu, strategi pencarian difokuskan dengan cara manual, termasuk membuka jalur sempit agar bisa menyalurkan makanan dan oksigen.
“Prioritas kami menyelamatkan mereka yang masih hidup. Setelah itu baru evakuasi jenazah dilaksanakan,” tegas Kepala BNPB.
Usai memantau proses evakuasi, Kepala BNPB bertemu keluarga korban di aula kampus terdekat. Dengan penuh empati, ia mendengarkan langsung keluhan dan harapan mereka. BNPB memastikan akan terus bekerja sama dengan Basarnas, BPBD, PMI, TNI, Polri, Tagana, hingga relawan untuk mempercepat penyelamatan.
“Doa dari seluruh masyarakat sangat berarti. Kami berharap operasi ini membuahkan hasil terbaik,” tambahnya.