Penyerapan Jagung Domestik Melesat, Bulog Capai 84 Ribu Ton Berkat Sinergi NFA dan Polri

Redaksi | Kamis, 09 Oktober 2025 - 12:47 WIB


Kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci. Dalam satu bulan terakhir, Bulog berhasil menyerap 16 ribu ton jagung lokal berkat dukungan penuh Polri dan pemerintah daerah
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi. Dok: Istimewa.

Jakarta - Program penguatan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) kian menunjukkan hasil menggembirakan. Dalam waktu hanya satu bulan, Perum Bulog mencatat lonjakan penyerapan hingga 16 ribu ton, hasil dari sinergi Badan Pangan Nasional (NFA) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang ikut memperkuat rantai pasok dari petani ke gudang Bulog.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menuturkan, percepatan serapan jagung ini tidak lepas dari penugasan resmi yang diberikan kepada Bulog sejak Februari 2025, diperkuat melalui Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025 pada Juni lalu.

“Kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci. Dalam satu bulan terakhir, Bulog berhasil menyerap 16 ribu ton jagung lokal berkat dukungan penuh Polri dan pemerintah daerah,” ujar Arief usai menghadiri Tanam Raya Jagung Kuartal IV di Desa Bantar Panjang, Tangerang, Banten, Rabu (8/10/2025).

Berdasarkan data NFA, realisasi pengadaan jagung domestik per 8 Oktober 2025 mencapai 84,1 ribu ton, meningkat 23,6 persen dibanding posisi sebulan sebelumnya di 68 ribu ton. Kenaikan signifikan ini menjadi indikator kuat bahwa penugasan penyerapan produksi dalam negeri berjalan efektif.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi jagung kadar air 14 persen selama Januari–November 2025 mencapai 15,25 juta ton, naik 1,19 juta ton dari tahun sebelumnya. Meski ada penurunan produksi bulanan pada Oktober menjadi 1,24 juta ton, tren nasional tetap positif hingga akhir tahun.

“Mas Wapres Gibran juga berpesan agar kesinambungan petani lokal terus dijaga. Kalau ada hasil panen yang belum sesuai standar, pemerintah harus hadir mendampingi petani agar produksinya tetap terserap,” kata Arief.

Peningkatan serapan jagung juga memberikan dampak pada Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) yang naik menjadi 113,95 pada September 2025—angka tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kenaikan ini ditopang oleh kelompok palawija, termasuk jagung, yang tumbuh 1,10 persen.

“CJP itu prinsipnya dari petani Indonesia, untuk peternak Indonesia. Saat harga jagung bergejolak di tingkat peternak, stok pemerintah hadir untuk menstabilkan pasar,” ujar Arief menambahkan.

Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan terus berjalan untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi. Pada 2025, program ini menargetkan penyaluran 52,4 ribu ton untuk 2.109 peternak di 16 provinsi dengan subsidi harga senilai Rp78,6 miliar dari NFA. Harga jual SPHP jagung ditetapkan Rp5.000/kg di gudang Bulog dan maksimal Rp5.500/kg di tingkat peternak.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi capaian ini dan mendorong Bulog terus melakukan inovasi dalam meningkatkan serapan.

“Saya minta Bulog bisa jadi offtaker yang adaptif. Kalau kadar air atau aflatoksin masih tinggi, jangan ditolak, tapi dicarikan solusi bersama. Pendampingan ke petani itu penting,” ucap Gibran.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan dukungan penuh jajarannya untuk menjaga rantai pasok pangan nasional.

“Ketersediaan pasokan yang tinggi membantu Bulog mengoptimalkan pengadaan jagung hingga 82.413 ton per 6 Oktober tertinggi dalam sembilan tahun terakhir. Hari ini juga kami memberangkatkan 1.268 ton jagung untuk diserap Bulog di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kegiatan Tanam Raya Jagung Kuartal IV turut dihadiri oleh Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Gubernur Banten Andra Soni, dan Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.