BNPB Dukung Penanganan Banjir di Jawa Tengah dan Jawa Barat, Koordinasi Daerah Berjalan Cepat

Redaksi | Rabu, 12 November 2025 - 16:55 WIB


Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan Sungai Cibeureum dan anak Sungai Cikawung meluap. Air dengan cepat menggenangi permukiman di Kecamatan Sidareja dan sekitarnya. Data BNPB mencatat 1.201 rumah terendam dan 1.201 kepala keluarga terdampak.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau dan mendukung upaya penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Banjir yang terjadi sejak Selasa (11/11) berdampak pada ribuan warga, namun penanganan darurat berjalan cepat berkat koordinasi antara BNPB, BPBD, dan masyarakat setempat.

Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan Sungai Cibeureum dan anak Sungai Cikawung meluap. Air dengan cepat menggenangi permukiman di Kecamatan Sidareja dan sekitarnya. Data BNPB mencatat 1.201 rumah terendam dan 1.201 kepala keluarga terdampak.

Tim BPBD Kabupaten Cilacap yang dibantu relawan segera bergerak melakukan evakuasi, pembersihan saluran air, dan pendistribusian logistik. Air mulai surut pada malam hari, dan pada Rabu pagi (12/11) kondisi berangsur normal.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam keterangan tertulisnya, menyampaikan apresiasi terhadap respon cepat daerah.

“Koordinasi di tingkat daerah berjalan baik. BPBD bersama masyarakat bergerak cepat membuka saluran air dan menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak,” ujarnya.

Bencana serupa juga melanda Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada waktu hampir bersamaan. Hujan deras sejak dini hari menyebabkan debit air sungai meningkat dan meluap ke permukiman. Berdasarkan data BNPB, sebanyak 293 kepala keluarga atau 857 jiwa terdampak, dan 285 rumah mengalami rusak ringan akibat genangan air.

BNPB memastikan dukungan penuh melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang sejak September lalu telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga April 2026.

Selain pengiriman logistik dan dukungan teknis, BNPB juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar.

“Upaya mitigasi bencana tidak hanya berhenti pada penanganan darurat. Masyarakat perlu terus menjaga kebersihan drainase, menanam pohon di daerah tangkapan air, dan meningkatkan kesiapsiagaan komunitas,” tambahnya.

Hingga Rabu pagi, kondisi di Cilacap dan Pangandaran dilaporkan mulai membaik. Warga bergotong royong membersihkan lumpur dan memperbaiki rumah yang rusak, sementara petugas BPBD tetap bersiaga untuk mengantisipasi potensi banjir susulan.

BNPB juga mengingatkan seluruh daerah agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang yang diprediksi meningkat seiring masuknya puncak musim hujan pada November–Desember 2025.

“Kewaspadaan masyarakat menjadi faktor kunci dalam mengurangi risiko bencana. BNPB akan terus hadir mendampingi daerah dalam setiap langkah penanganan,” tutup BNPB dalam keterangan resminya.