JAKARTA – Ekonomi Indonesia kembali menunjukkan ketahanannya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sebesar 5,04% secara tahunan (yoy) pada Triwulan III-2025, dengan motor penggerak utama berasal dari sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, serta pertambangan.
Di balik capaian ini, sektor transportasi dan pergudangan menjadi bintang yang semakin bersinar. Sektor ini tumbuh 8,62%, melampaui pertumbuhan nasional dan naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di angka 8,52%. Dengan kontribusi sebesar 6,1% terhadap total pertumbuhan, sektor logistik kini menempati posisi strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional.
“Hingga akhir 2025, sektor transportasi dan pergudangan diperkirakan akan menyumbang sekitar Rp1.500 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, atau meningkat menjadi sekitar 9% dari sebelumnya 8,69%,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara virtual di acara ALFI Convex 2025 di ICE BSD, Rabu (12/11/2025).
Namun, di tengah laju positif tersebut, efisiensi logistik masih menjadi tantangan besar. Data 2022 mencatat biaya logistik Indonesia mencapai 14,29% dari PDB, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata negara maju. Dalam Logistics Performance Index (LPI) 2023 yang dirilis Bank Dunia, Indonesia masih bertengger di peringkat ke-63 dari 139 negara.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah tengah memfinalisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) tentang Penguatan Logistik Nasional, yang diharapkan menjadi tonggak reformasi besar sistem logistik Tanah Air.
“Strategi penguatan logistik disusun secara menyeluruh, meliputi tiga pilar utama: pengembangan konektivitas infrastruktur, digitalisasi layanan, serta peningkatan kapasitas SDM dan penyedia jasa logistik,” jelas Airlangga.
Ia menegaskan bahwa transformasi logistik tidak dapat dilakukan pemerintah sendiri. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, mitra global, serta profesional di sektor logistik untuk mewujudkan sistem yang efisien dan berdaya saing.
“Momentum ini harus kita jadikan titik balik. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita wujudkan logistik nasional yang tangguh, mampu mendorong ekspor, dan memperluas akses ekonomi,” pungkasnya.