Jelang Akhir 2025, Pemerintah Kebut Belanja dan Siapkan Insentif Nataru untuk Jaga Ekonomi

Kiki Apriyansyah | Kamis, 27 November 2025 - 08:14 WIB


Menjelang tutup tahun 2025, pemerintah memperkuat koordinasi lintas kementerian untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

JAKARTA - Menjelang penutupan tahun 2025, pemerintah mengintensifkan koordinasi lintas kementerian untuk memastikan roda perekonomian tetap stabil di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Upaya ini disorot dalam rapat Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah (P2SP) yang digelar di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah menekankan pentingnya percepatan realisasi belanja kementerian/lembaga sebagai salah satu motor pertumbuhan di kuartal IV. Sejumlah program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, layanan cek kesehatan gratis, elektrifikasi pedesaan, hingga penguatan kampung nelayan menjadi fokus yang terus didorong penyelesaiannya.

Tak hanya itu, paket stimulus ekonomi 8+4+5 serta BLT Kesra juga dipercepat penyalurannya untuk menjaga daya beli masyarakat hingga akhir tahun.

“Rapat Satgas P2SP hari ini memantau perkembangan realisasi belanja, kebijakan pendorong pertumbuhan kuartal IV, persiapan Nataru, serta implementasi perizinan berbasis risiko,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat.

Untuk memastikan kelancaran mobilitas publik selama masa libur, pemerintah menyiapkan beragam insentif transportasi mulai dari kereta api, kapal laut, penyeberangan, hingga tiket pesawat. Rangkaian diskon tarif ini sudah mulai berlaku sejak 21 November.

Selain itu, tarif tol juga akan diberi potongan 10–20% pada 22, 23, dan 31 Desember, mencakup total 26 ruas tol, termasuk ruas Jabodetabek, Trans Jawa, Non-Jawa, dan Trans Sumatra.

“Program diskon ini sudah disiapkan dan diumumkan. Harapannya dapat membantu meringankan biaya perjalanan masyarakat pada puncak libur Nataru,” jelas Airlangga.

Sektor pariwisata juga diprediksi mengalami lonjakan signifikan. Sebanyak 244 event nasional hingga internasional dijadwalkan digelar mulai Desember 2025 sampai Januari 2026. Dengan libur panjang Nataru, pergerakan wisatawan domestik diperkirakan menyentuh 100 juta perjalanan. Sementara kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Desember diproyeksikan mencapai 1,3 juta kunjungan. Aktivitas ini dinilai akan menjadi katalis penguatan konsumsi daerah di akhir tahun.

Untuk menjaga momentum belanja masyarakat, pemerintah kembali menggelar program belanja nasional seperti Harbolnas 12.12, Indonesia Great Sale, dan EPIC Sale. Deretan program promosi ini diharapkan menciptakan nilai transaksi hingga puluhan triliun rupiah, sekaligus mendorong sektor perdagangan, UMKM, dan produk lokal.

Tak hanya fokus pada akhir tahun 2025, pemerintah juga memastikan keberlanjutan berbagai insentif di sektor perumahan pada 2026. Program seperti FLPP untuk 350 ribu unit rumah MBR, peningkatan BSPS menjadi 400 ribu unit, PPN DTP 100% untuk pembelian rumah, serta KUR Perumahan akan diteruskan sebagai bagian dari Program 3 Juta Rumah.

Di sisi regulasi, pemerintah mengebut implementasi ekosistem perizinan berusaha yang diperbarui melalui PP Nomor 28 Tahun 2025. Mayoritas dari 27 aturan turunan telah diterbitkan, sementara sisanya tengah dirampungkan. Pembaruan OSS RBA ini diharapkan meningkatkan kepastian berusaha dan menarik masuknya investasi baru pada 2026.

Baca Juga