Aktivitas Ekonomi Digital Terus Meningkat, Menko Airlangga : 72,73 Persen Transaksi dari e-commerce

Yapto Prahasta Kesuma | Selasa, 26 Oktober 2021 - 20:42 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Jakarta - Keberhasilan Pemerintah dalam meredam peningkatan kasus aktif Covid-19 dan keberhasilan Pemerintah dalam pengendalian pandemi melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melahirkan sisi positif dari pertumbuhan ekonomi digital.

Dari pemberlakuan PPKM yang mengharuskan masyarakat membatasi kegiatannya di luar rumah, menciptakan pergeseran perilaku masyarakat ke arah ekonomi digital.

Sehingga situasi ini menciptakan peluang untuk akselerasi transformasi digital di berbagai sektor ekonomi yang akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

“Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas ekonomi digital di Indonesia yang terus meningkat, bahkan 41,9 persen total transaksi ekonomi digital ASEAN selama 2020 berasal dari Indonesia yang mencapai US$ 44 miliar, dan di 2025 diproyeksikan mencapai US$ 124 miliar,” kata  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara The 1st International Conference on Humanities and Social Sciences (ICHSS) 2021 yang  diselenggarakan oleh President University secara virtual, Selasa (26/10).

Teknologi digital digunakan dalam berbagai sektor ekonomi dan bisnis, seperti fintech, e-commerce, layanan kesehatan, pendidikan, transportasi online, maupun Internet of Things (IoT). Khusus untuk layanan kesehatan dan pendidikan diprediksi akan menjadi sangat besar kontribusinya dalam ekonomi digital ke depannya.

“Untuk sekarang, e-commerce adalah sektor utama yang mendukung ekonomi digital di Indonesia. Sebanyak 72,73 persen dari total transaksi ekonomi digital di Indonesia berasal dari e-commerce. Pada 2020, nilai e-commerce mencapai US$ 32 miliar, dan diproyeksikan akan mencapai US$ 83 miliar di 2025,” jelas Menko Airlangga.

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung pembentukan ekosistem digital yang berkelanjutan. Mayoritas penduduk Indonesia adalah Generasi Z dan Milenial berusia 8 s.d. 39 tahun yang memiliki tingkat adopsi digital tinggi.

Sementara, terdapat 37 persen konsumen baru ekonomi digital yang muncul selama pandemi Covid-19 dan 93 persen di antaranya akan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital pasca pandemi Covid-19.

Peran dari para anak muda yang termasuk Generasi Z dan Milenial dalam era digital ini antara lain sebagai talenta digital, wirausahawan digital, ataupun konsumen potensial dari produk-produk domestik.

Namun, dunia wirausaha di Indonesia yang didominasi oleh pengusaha milenial (25-34 tahun) tersebut juga mencatat Rasio Wirausaha yang masih rendah yakni 3,30 persen di 2019 dan 3,47 persen di 2020.

Pemerintah telah berupaya mengakselerasi pembentukan talenta digital dan pengembangan ekonomi digital dengan melakukan pembangunan infrastruktur seperti akses internet 5G dan data center, melakukan pelatihan melalui Program Kartu Prakerja dan Digital Leadership Academy, mengeluarkan regulasi UU Cipta Kerja dan aturan pelaksanaannya, mengembangkan ekosistem UMKM digital, serta menyediakan fasilitas pembiayaan untuk membantu perusahaan rintisan (start-up) di bidang teknologi digital.

Indonesia pun harus siap menghadapi perubahan menjadi Society 5.0, di mana sejumlah besar informasi dari sensor wilayah fisik diakumulasikan ke dalam wilayah maya (cyberspace). Dalam cyberspace, big data dianalisis oleh Artificial Intelligence (AI), dan hasilnya akan dikembalikan ke wilayah fisik untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Kuncinya adalah tetap kita harus membangun talenta digital dan meningkatkan literasi digital kepada masyarakat umum,” kata Menko Airlangga.