Jakarta - Lebih dari 76% jumlah penduduk Indonesia terdiri dari usia di bawah 55 tahun yang memiliki gaya hidup dan kebiasaan konsumsi produk panganyang tinggi. Ditambah lagi dengan pertumbuhan kelas menengah yang berdampak pada kenaikan konsumsi dan bahan baku.
Menurut CEO & Founder PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) Tumiyono, segmen kelas menengah yang tumbuh akan menjadi pendorong utama peningkatan konsumsi daging sapi dan produk unggas di Indonesia.
"Permintaan daging sapi dan unggas di Indonesia menunjukkan tren positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif, pertumbuhan kelas menengah, dan peran penting daging sapi dan unggas sebagai sumber protein hewani utama di Indonesia," kata Tumiyono .
Untuk mensiasati peluang pasar tersebut, kataTumiyono, WMPP sebagai perusahaan bergerak di bidang consumer goods dan komoditas agrikultur terintegrasi telah memiliki peternakan sapi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 172.000 ekor per tahun. Peternakan terintegrasi ini dikelola oleh salah satu anak usahanya di bidang livestock yaitu PT Pasir Tengah. Berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, peternakan ini memiliki luas 130 hektar, sedangkan di Cariu, Bogor, Jawa Barat, seluas 35 hektar.
WMPP juga mengoperasikan empat peternakan ayam terintegrasi yang dikelola oleh anak perusahaan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU). Keempat peternakan ayam tersebut terdapat di GPS Gunung Kidul dengan kapasitas 64.000 DOC GPS, PS Sukabumi, Gunung Kidul dengan kapasitas 440.000 DOC, broiler commercial Cianjur, Wonogiri dengan kapasitas 6.800.000 DOC FS, peternakan ayam petelur Klaten dengan kapasitas produksi 9.360.000 butir per tahun.
Selain itu PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU), yang merupakan bagian dari ekosistem bisnis WMPP juga mengelola dua fasilitas penetasan dengan kapasitas produksi mencapai 4.000.000 telur per bulan. Tak hanya itu, perusahaan Go Publik ini, selain memiliki pabrik pakan di Balaraja, juga tengah dikembangkan di Ngawi dengan kapasitas gabungan 883.000 ton per tahun.
Selain peternakan ayam terintegrasi, WMPP memiliki Rumah Potong Ayam (RPA) yang terdapat di Klaten dan Wonogiri. Kedua RPA ini memiliki kapasitas produksi dengan total 13.500 ekor per jam atau setara 79.380 ton per tahun. Pada tahun 2021, perusahaan ini telah mengoperasionalkan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang merupakan RPHU di satu lokasi dengan kapasitas terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi sebesar 12.000 ekor per jam.
Melalui anak usaha lainnya yakni PT Cianjur Arta Makmur, WMPP menjalankan Rumah Potong Hewan (RPH) sapi dengan kapasitas produksi 300 ekor per hari, yang juga merupakan fasilitas RPH di satu lokasi dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia, yang dilengkapi dengan fasilitas pengolahan daging.
Setiap tahun, sebanyak 4.600 ton daging diolah menjadi berbagai produk. Seperti sosis sebanyak 1.500 ton per tahun, bakso 900 ton per tahun, nugget 700 ton per tahun, dan chicken parting 1.500 ton per tahun. Prodak olahan ini didistribusikan di dalam negeri dengan merek sendiri.
Untuk lini bisnis komoditas pertanian, WMMP memiliki penggilingan padi sendiri. Rice mills tersebut berlokasi di Tegal dengan kapasitas produksi 50.000 mt per tahun. Sedangkan penggilingi padi di Ngawi yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini dengan kapasitas produksi 100.000 mt per tahun.
Untuk pengembangan lini bisnis ini, WMPP telah menyediakan gudang penyimpanan di Tegal dengan kapasitas 3.000 mt dan Cileungsi sebesar 5.000 mt.
Dan terakhir WMPP memiliki lini bisnis Construction dan Energi, yang berfokus kepada pengembangan infrastruktur internal Grup serta pengembangan aplikasi energi terbarukan pada berbagai fasilitas grup.