Bali International Airshow 2024 Berikan Dukungan Turunkan Stunting

Agung Nugroho | Jumat, 01 Maret 2024 - 11:31 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Repubik Indonesia (Kemenko Marves RI) menjadi tuan rumah Bali International Airshow 2024 (BIAS) pada 18-21 September 2024. Dok; Agung Nugroho/FIVE

Jakarta- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Repubik Indonesia (Kemenko Marves RI) menjadi tuan rumah Bali International Airshow 2024 (BIAS) pada 18-21 September 2024. Pameran kedirgantaraan ini menjadi yang pertama berkomitmen memberikan dukungan untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan lingkungan hidup.

Implementasi komitmen diwujudkan melalui penandatanganan kerja sama antara PT INARO Tujuh Belas selaku penyelenggara BIAS dengan Yayasan CARE Peduli (YCP) di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Jumat, 1 Maret 2024.

Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves dalam sambutannya pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman, menyambut baik kerja sama antara PT INARO Tujuh Belas dengan Yayasan CARE Peduli.

“Kerja sama antara kedua belah pihak diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan kesehatan masyarakat dan pembangunan kesejahteraan pada daerah yang membutuhkan intervensi,khususnya di Nusa Tenggara Timur,” ujar Jordi saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Deputi Jodi menekankan agar kolaborasi dan komitmen yang sudah dibangun ini harus dikembangkan dan diperkuat. Kolaborasi kedua lembaga untuk menyongsong pelaksanaan Bali Iternational Airshow, September mendatang, harus dilanjutkan hingga pasca event.

Dia pun mengatakan industri Aviasi Nasional harus ikut berkontribusi mendukung pembangunan berkelanjutan yang terus digaungkan oleh Pemerintah pusat maupun daerah.

"Masyarakat perlu mengetahui pemerintah sangat concern dan berkomitmen untuk menjaga lingkungan hidup. Dari sektor dirgantara dan penerbangan, kita sudah dorong SAF untuk terus dikembangkan. Bahkan di BIAS tahun ini, saat kita lihat ada peluang, kita ajak dan dorong para pelaku usaha dan industri untuk berkolaborasi agar turut andil dalam perlindungan ekosistem," ungkapnya di Kantor Kemenkomarves di Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

Selain pengembangan industri dirgantara, Jodi menjelaskan, pihaknya ingin menjadikan BIAS sebagai momentum untuk mengajak industri penerbangan menaruh perhatian terhadap persoalan stunting di NTT yang dekat dengan Bali.

"Kita mendukung industri dari lintas sektor, karena kebetulan ada BIAS, kita harapkan jadi momentum industri (dirgantara) banyak berperan dalam problem-problem yang sifatnya menyentuh langsung," ungkapnya.

Turunkan Angka Stunting

Chief Executive Officer YCP, Abdul Wahid Situmorang, kemudian menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan intervensi di sejumlah wilayah di NTT untuk menurunkan angka stunting. Lewat informasi yang diperoleh dari pemerintah kabupaten, pihaknya sudah mendapatkan data-data yang diperlukan untuk mengatasi persoalan stunting.

Salah satu cara yang akan dilakukan YCP dalam hal tersebut adalah dengan meningkatkan gizi anak dengan memberdayakan kelompok perempuan di sejumlah desa.

"Kelompok perempuan itulah yang kemudian menyediakan makanan, puskemas memastikan gizinya terpenuhi, dan kader perempuannya yang mengantar ke anak yang mengalami gizi buruk. Interaksi antara ibu dan kader puskesmas diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran," jelas Abdul.

Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, mengaku berterima kasih terhadap Kemenkomarves dan YCP yang sudah memberi perhatian terhadap persoalan stunting di daerahnya. Berbagai upaya yang dilakukan tersebut diyakininya dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat.

"Kami harapkan di daerah-daerah lain juga diharapkan bisa merasakan yang dilakukan Kemenkomarves, INARO, dan YCP," pungkasnya.