Ridwan Kamil: Jakarta Ibu Kota Tidak Sengaja

Agung Nugroho | Jumat, 15 Maret 2024 - 06:59 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kurator IKN Ridwan Kamil saat ditemui usai acara Rakornas IKN 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (14/3/2024) malam. Dok: Agung Nugroho/FIVE

Jakarta - Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara ( IKN ) Ridwan Kamil atau sering disapa Kang Emil mengungkapkan, pembangunan DKI Jakarta tidak pernah disiapkan untuk menjadi Ibu kota negara sejak awal. Bahkan menurut Ridwan Kamil, Jakarta adalah Ibukota yang tidak sengaja.

Hal itu melihat jejak historis sejak masa Pemerintahan kolonial Belanda yang pada saat itu menjadi pusat perekonomian, dan berlanjut pada masifnya pembangunan.

Emil mengatakan, karena suatu kondisi, Jakarta terpaksa menjadi ibu kota. Untuk itu, kata Emil, ibu kota harus pindah ke IKN, Kalimantan Timur (Kaltim).

"Jakarta tidak pernah disiapkan untuk jadi ibu kota. Jakarta dari dulu tidak pernah disiapkan jadi ibu kota Republik Indonesia. Jakarta adalah ibu kota yang tidak sengaja, kepaksa. Maka kalau ditanya kenapa harus pindah ke IKN, jawabannya yang pertama tadi, Jakarta tidak pernah disiapkan untuk ibu kota," ujar Ridwan Kamil saat ditemui usai acara Rakornas IKN 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (14/3/2024). 

Emil mengatakan, IKN bukanlah ide Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut Jokowi hanya mengimplementasikan kewajiban sejarah. 

Emil pun menceritakan bahwa Batavia (nama Jakarta dulu) memang tidak layak menjadi ibu kota, bahkan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Walhasil, ibu kota kala itu sempat ingin dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.

Lanjut Emil mengungkapkan banyak penyakit, ada wabah seperti Covid-19 namanya Malaria Sundanica, maka dipindahkan lah ibu kota kolonial Belanda itu ke Bandung. 

"Jadi Bandung itu sebenarnya IKN kalau sejarah tidak bergeser. Bandung sudah dibikin pusat militer. Makanya semua jenderal pasti lewat Bandung-Cimahi. Kementerian Perhubungan sudah pindah makanya PT KAI di sana, dan seterusnya. Hanya saja, pemindahan ibu kota ke Bandung gagal ketika terjadi depresi besar ekonomi dunia pada tahun 1929," tandas Emil.