Dorong UMKM Pangan Lokal, Arief: Peluang Emas Bangun Ekonomi Perdesaan yang Mandiri

Redaksi | Rabu, 14 Mei 2025 - 16:16 WIB


Alhamdulillah, kapasitas produksi kami meningkat pesat. Dari hanya 600 pcs per produksi, kini bisa mencapai 1.500 pcs. Produk kami juga lebih bervariasi dan berkualitas, termasuk mie mocaf dan beras analog yang kini bisa tahan hingga dua tahun berkat mesin vakum.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memperkuat upaya diversifikasi pangan lokal sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan nasional sekaligus penggerak ekonomi pedesaan.

Salah satu langkah konkret dilakukan melalui dukungan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengembangkan produk pangan berbahan baku non-beras, seperti singkong atau mocaf (modified cassava flour).

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya Minggu (11/5/2025), menekankan pentingnya peran UMKM dalam membangun ekosistem pangan lokal yang tangguh dan berkelanjutan.

“Pemberdayaan UMKM merupakan peluang emas untuk membangun ekonomi pedesaan yang mandiri. Meningkatkan konsumsi pangan lokal non-beras bukan hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan menambah nilai ekonomi di desa,” ujar Arief. 

Berdasarkan Direktori Konsumsi Pangan Nasional 2024 menunjukkan dominasi konsumsi beras masih tinggi, yakni 92 kg per kapita per tahun. Sementara pangan lokal lainnya seperti singkong baru mencapai 8,5 kg, kentang 2,5 kg, ubi jalar 3,1 kg, dan sagu hanya 0,6 kg per kapita per tahun.

“Ini menunjukkan betapa besarnya ruang tumbuh pangan lokal, dan UMKM adalah ujung tombaknya,” tegasnya.

Sebagai bentuk komitmen mendukung UMKM, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, melakukan kunjungan kerja ke UMKM KWT Putri 21 di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Kamis (8/5/2025). Sebelumnya, ia juga mengunjungi UMKM Mocafetela di Kabupaten Cilacap.

“KWT Putri 21 dan Mocafetela adalah contoh sukses kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mendorong pangan lokal. Mereka memanfaatkan singkong dari petani lokal sebagai bahan baku utama, sehingga bukan hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Produk mereka bahkan sudah dipasarkan ke luar daerah melalui platform digital,” jelas Andriko.

KWT Putri 21 merupakan UMKM binaan NFA yang mengolah singkong menjadi produk turunan berbasis mocaf. Dukungan dari NFA mencakup penyediaan peralatan pengolahan seperti mesin packing otomatis, mesin pengayak tepung, mesin pengemas vakum, oven listrik, oven gas dua deck, dan mesin penepung.

Wiwit, Sekretaris KWT Putri 21, mengungkapkan dampak positif dari bantuan tersebut:

“Alhamdulillah, kapasitas produksi kami meningkat pesat. Dari hanya 600 pcs per produksi, kini bisa mencapai 1.500 pcs. Produk kami juga lebih bervariasi dan berkualitas, termasuk mie mocaf dan beras analog yang kini bisa tahan hingga dua tahun berkat mesin vakum.”

Dukungan juga datang dari Pemerintah Daerah, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi D.I. Yogyakarta. 

“Kami terus mendampingi KWT Putri 21, tidak hanya dengan alat, tapi juga pelatihan, pendampingan, dan business matching. Harapannya, produk lokal punya daya saing dan dapat mendorong perekonomian lokal secara berkelanjutan,” ujar Bambang, Kepala Bidang Konsumsi DPKP Prov DI Yogyakarta. 

NFA meyakini, lewat kolaborasi lintas sektor seperti ini, pola konsumsi masyarakat dapat perlahan bergeser ke pangan lokal yang lebih beragam, sehat, dan berkelanjutan. Inisiatif seperti ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.