Sultan: Waktunya Melayu Bangkit dan Kembali Menjadi Pusat Peradaban Dunia

Kiki Apriyansyah | Kamis, 23 Oktober 2025 - 19:58 WIB


Semangat kebangkitan peradaban Melayu kembali menggema di ibu kota. Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menyerukan agar kejayaan dunia Melayu tidak hanya dikenang sebagai sejarah, tetapi dihidupkan kembali melalui Konvensi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-23 yang menghadirkan delegasi dari 18 negara.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Welcome Dinner Konvensyen DMDI KE-25 Ketua DPD Sutan Baktiar Najamuddin, Menko Kumham Imipas sekaligus Tokoh Melayu Yusril Ihza Mahendra, Presiden DMDI yang juga Gubernur sekaligus Sultan Malaka Malaysia Mohd Ali bin Mohd Rustam, Wakil Ketua DPD Tamsil Linrung, Sekjen DPD Muhammad Iqbal, Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN Nico Barito dan Ketua Umum DMDI Indonesia Datuk H. Said Aldi Al Idrus, menyampaikan keterangan kepada wartawan, di sela-sela Welcome Dinner Konvensyen DMDI Ke-25, di Lobby Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

JAKARTA – Ketua  Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Sultan B. Najamudin menegaskan pentingnya bangsa-bangsa Melayu Islam untuk kembali meneguhkan jati diri sebagai kekuatan moral dan kultural di tengah dunia yang sarat ketidakpastian.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Gala Dinner Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Konvensyen Internasional ke-23 bertema “Kekuatan Moral Dunia Melayu Islam” di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis (23/10/2025)

“Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian, tetapi bangsa Melayu Islam harus menjadi jangkar peradaban, menyatukan iman, budaya, dan kebijaksanaan di tengah gelombang perubahan,” tegas Sultan.

Sebagai Ketua Dewan Penasihat DMDI Dunia, Sultan menilai pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas dan kontribusi masyarakat Melayu dalam membangun peradaban Islam modern.

“Kita berupaya membangkitkan kembali sejarah kebesaran Melayu yang begitu kaya, bukan hanya dalam bidang sastra, tetapi juga dalam lintasan peradabannya yang panjang. DMDI menjadi wadah penting untuk menyalakan kembali semangat itu,” ujar Sultan kepada media.

Dalam jamuan kehormatan yang dihadiri oleh pimpinan lembaga negara, senator DPD RI, perwakilan negara sahabat, para kepala daerah, dan tokoh-tokoh Melayu-Islam dari berbagai negara, Sultan menekankan bahwa pertemuan DMDI bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga ruang strategis untuk memperkuat kerja sama lintas bangsa di bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial-budaya.

“DPD RI menyambut baik semangat DMDI sebagai jembatan ukhuwah dan penjaga warisan peradaban Melayu-Islam. Kebudayaan bukan hanya kenangan masa lalu, melainkan kekuatan strategis untuk masa depan,” ujarnya.

Sultan juga menjelaskan bahwa DPD RI saat ini tengah mengembangkan gagasan Green Democracy, konsep demokrasi berkelanjutan yang menyeimbangkan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Menurutnya, demokrasi hijau berpijak pada nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal, termasuk peran masyarakat adat yang selama ini menjaga harmoni antara manusia dan alam.

“Sebagai bentuk komitmen nyata, DPD RI telah mengajukan RUU Masyarakat Hukum Adat dalam Prolegnas 2025. Kami ingin memastikan negara hadir melindungi hak, budaya, dan wilayah hidup masyarakat adat di seluruh Indonesia,” terang Sultan.

Sultan menuturkan bahwa sejak berdiri pada tahun 2000, DMDI terus berkembang menjadi forum strategis yang mempererat hubungan antarnegara berakar budaya Melayu di berbagai belahan dunia. Ia menyebut DMDI menargetkan kunjungan ke 23 negara yang memiliki jejak dan warisan budaya Melayu.

“Kami ingin memastikan kebesaran sejarah Melayu tidak sekadar dikenang, tapi terus dihidupkan sebagai warisan bersama yang relevan dengan zaman,” tegas Sultan.

Pembukaan resmi Konvensi Dunia Melayu Dunia Islam ke-23 akan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Jumat (24/10/2025). Acara ini diharapkan menjadi ajang penguatan nilai-nilai budaya dan spiritual dunia Melayu serta mempertegas posisi Islam sebagai fondasi utama peradaban kawasan.

Konvensi ini turut dihadiri sejumlah tokoh Melayu terkemuka, di antaranya Presiden DMDI Dunia asal Malaka, Mohd. Ali Bin Mohd Rustam yang juga Gubernur dan Sultan Malaka, Ketua Umum DMDI Indonesia Datuk Said Aldi Al Idrus, Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra, Tokoh melayu Sumatera Utara Rahmat Syah, ekonom senior Emil Salim, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung, Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN Nico Barito, Sekjen DPD RI Muhammad Iqbal yang juga tokoh melayu, Mantan Menkopolhukam Mahfud MD, dan KSAL Muhammad Ali.

Sultan berharap Gala Dinner DMDI ke-23 ini dapat menjadi momentum memperkuat jejaring dan kolaborasi global masyarakat Melayu Islam. Ia menutup sambutannya dengan menyerukan semangat Hang Tuah yang abadi.

“Takkan Melayu hilang di bumi, selama marwah dijunjung, nilai dijaga, dan persaudaraan kita tegakkan sebagai warisan peradaban dunia,” serunya.

Baca Juga