PT BA Tekan Emisi Karbon di Sektor Pertambangan

Ardy | Sabtu, 26 Juni 2021 - 14:16 WIB


Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan, alat berat mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menghasilkan emisi karbon cukup besar. Salah satu langkah menguranginya adalah dengan optimasi penambangan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto (Dok Foto.Ist)

Jakarta - PT Bukit Asam Tbk berupaya menekan emisi karbon di sektor tambang. Hal ini untuk memerangi dampak  perubahan iklim.

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan, alat berat mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menghasilkan emisi karbon cukup besar. Salah satu langkah menguranginya dengan optimasi penambangan.

"Misal jarak 3 km bakar BBM lebih banyak, kalau 1 km lebih sedikit.  Jarak angkut batu bara tidak jauh, sehingga penggunaan BBM bisa dikurangi," katanya.

Menurutnya, PTBA juga mulai melakukan elektrifikasi dengan mengganti alat-alat berat tambang yang mulanya berbasis BBM menjadi berbasis listrik. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi pasokan listrik, PTBA pun membangun pembangkit listrik di area mulut tambang.

"Listrik kita manfaatkan untuk gantikan infrastruktur yang berbasis bahan bakar minyak menjadi berbasis listrik, sehingga nggak nambah konsumsi BBM," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, PTBA juga mencari tanaman-tanaman yang mampu menyerap karbon cukup tinggi. Berdasarkan penelitian, menurutnya pohon trembesi bisa menyerap karbon di udara.

"Pohon trembesi ini serap (karbon) cukup tinggi, kami kembangkan tanaman-tanaman ini, kita kalkulasi, sehingga serap berapa persen karbon di udara, kita pilih tanaman-tanaman tersebut," jelasnya.

Upaya lain yang bakal dilakukan adalah dengan penggunaan teknologi penangkapan karbon (carbon capture), namun sayangnya ongkosnya masih cukup mahal. Saat ini PTBA belum memasangnya dan masih dalam tahap studi dengan perguruan tinggi.

"Kita targetkan ke depannya zero net emisi karbon. Saat ini khusus carbon capture sedang proses studi dan mudah-mudahan segera selesai dan keekonomian nggak mahal," pungkasnya.