Jakarta - Penghujung tahun 2022, festival seni rupa kontemporer kembali hadir di Gedung Sarinah Thamrin lantai 6. Gelaran pameran seni kontemporer yang mengangkat berbagai praktik dan karya-karya seni sebagai refleksi khazanah nilai budaya Nusantara ini diberi nama 'artina.' (art: seni ; ina: Indonesia).
Artina. lahir dari keinginan untuk menelisik kembali dan menampilkan perluasan, peleburan dan pencampuran berbagai tradisi penciptaan artistik yang termanifestasi dalam karya karya para seniman Indonesia.
"Selain mengangkat berbagai praktik dan karya seni yang telah ada, artina. juga mendorong lahirnya karya-karya baru melalui kolaborasi antar praktisi seni kontemporer di Indonesia,” kata Direktur Artistik artina Heri Pemad
Bersinergi dengan Sarinah sebagai Panggung Karya Indonesia, artina.Sarinah akan menjadi sebuah tempat sosialisasi, aktivasi dan sarana berjejaring antara para pelaku dalam ekosistem, seni melalui skema penthahelix (dunia bisnis, media, pendidikan, pemerintah dan komunitas).
"PT Sarinah Indonesia sangat mengapresiasi penyelenggaraan artina.Sarinah yang mana sejalan dengan visi perusahaan yaitu 'Meningkatkan Kesejahteraan UMKM di Indonesia, melalui Peningkatan Kewirausahaan dan Pemberdayaan Perempuan. Harapan dari sinergi ini adalah menjadi sebuah penggerak yang nantinya bisa diaplikasikan di daerah-daerah lainnya di Indonesia," ujar Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati.
Artina.Sarinah #1 akan berlangsung mulai 17 Desember 2022 – 19 Februari 2023 dengan tema wastu/loka/kala. Pameran ini memproyeksikan adanya sebuah ranah kreativitas yang menembus kekakuan batas batas 'wujud' (wastu), 'ruang' (loka) dan 'waktu' (kala).
"Artina.Sarinah #1 menawarkan cara pandang yang dinamis dalam melihat Indonesia 'hari ini'. Sekaligus mendedahkan suatu pemahaman Nusantara melalui kreatif para pencipta (kreator) Indonesia kontemporer," lanjut Heri Pemad.
Karya-karya yang ditampilkan dalam wastu/loka/kala berupa khazanah tradisi (kesenian, pengetahuan, teknologi, kearifan sosial) yang benar-benar 'hidup' dan 'bertahan' dari waktu ke waktu. Bertahan dengan caranya sendiri, meski didera ancaman globalisasi yang mustahil terbendung.
Sederet seniman kenamaan seperti Asha Darra, Mella Jaarsma dan Joko Avianto (karya seni gigantic dari bambu), karyanya akan mewarnai gelaran artina.Sarinah. Selain keduanya, berikut daftar seniman yang turut bergabung : Alfiah Rahdini, Bibiana Lee, Citra Sasmita, Dicky Takndare, Dwi Oblo, Dwi Sasono, Eddy Susanto, Eko Prawoto, Galam Zulkifli, Hansen Thiam Sun, Made Agus Darmika (Solar), Melati Suryodarmo, Meta Anjelita, Nano Warsono & Jogja Disability Arts, Popok Tri Wahyudi, Putu Sutawijaya, Radi Arwinda, Rubi Roesli, Ruth Marbun, Sasya Tranggono, Sigit Pamungkas & Gregorius Supie Yolodi, Sri Astari, Teguh Ostenrik & Yayasan Terumbu Rupa, Titarubi dan Yani Mariani Sastranegara.