Antisipasi Masuknya Varian Baru Covid-19, Menkes Budi : Penting Jaga Perbatasan, Disiplin Karantina

Yapto Prahasta Kesuma | Senin, 13 September 2021 - 18:12 WIB


Menkes Budi menjelaskan varian baru mulai masuk ke Indonesia pada Februari-Maret. Hal itu lantas menciptakan lonjakan besar kasus Covid di Indonesia pada Juni usai Lebaran.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (setkab.go.id)

Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian baru Covid-19 Lambda dan Mu sudah ditemukan di Amerika Selatan, untuk itu perlu dilakukan langkah antisipasi dengan memperketat pintu masuk di Indonesia.

"Antisipasi kita mengamati ada tiga varian baru, pertama ada Lambda, kedua Mu, ketiga varian C12. Untuk varian Lambda dan Mu sudah dimasukkan kategori variant of interest oleh WHO, dan keduanya sudah ditemukan di Amerika Selatan. Lambda sudah ditemukan di 42 negara, Mu lebih cepat ada di 49 negara," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX, Senin (13/9).

Menkes Budi menjelaskan varian baru mulai masuk ke Indonesia pada Februari-Maret. Hal itu lantas menciptakan lonjakan besar kasus Covid di Indonesia pada Juni usai Lebaran.

"Dampak adanya varian baru di Indonesia, begitu dia masuk, masuknya mungkin di sekitar Februari-Maret kemudian meningkat penyebarannya secara eksponensial di bulan Juni sesudah Lebaran. Kita bisa lihat masuknya varian baru kalau ini tidak terjaga dengan baik di awal akan bisa menguasai landscape dari varian-varian yang ada," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia kini perlu memperketat pintu masuk serta memperketat proses karantina bagi pendatang dari luar negeri.

"Penting bagi kita untuk menjaga border, perbatasan kita, pintu-pintu masuk, memperketat yang nama entry dan exit test, termasuk mendisiplinkan proses karantina. Termasuk saya, saya baru saja kembali dari meeting G20 di Italia kemarin, saya masih perlu karantina delapan hari dan sekarang masih plaza di Four Seasons," kata Menkes.

Menkes Budi menyebut sebelumnya Indonesia kebobolan soal varian Delta. Hal itu karena pengawasan di sisi laut yang kurang akibat banyaknya kapal barang.

"Perlu disadari bahwa pintu masuk kemarin pada Delta kemarin kebobolan, makanya kita lupa menjaga dari sisi lautnya, karena banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Krunya diizinkan keluar sehingga menularkan," ujarnya.

Update perkembangan

Selain itu, Menkes Budi menjelaskan update perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air. Dia mengatakan penularan Covid-19 saat ini sudah mengalami tren penurunan.

"Update sedikit mengenai perkembangan situasi. Alhamdulillah, sekarang sudah menurun cukup jauh kasus konfirmasinya sudah menyentuh angka lima ribu, insyaallah nanti bisa turun di bawah lima ribu per hari. Rata-rata tujuh harinya juga sudah menyentuh angka lima ribuan," kata Budi.

"Yang dirawat inap di RS secara harian sudah di bawah 20 ribu. Rata-rata tujuh harinya masih 20 ribuan. Sebagai informasi, ini sudah lebih rendah dari angka yang dirawat di RS sebelum lebaran kemaren," lanjutnya.

Tren yang sama juga terjadi di kasus kematian akibat Corona. Budi mengatakan tren kematian menurun drastis.

"Angka kematian juga sudah menurun cukup drastis. Sekarang, terakhir angka kematian hariannya ada di angka 270 rata-ratanya juga 460-an. Ini sudah jauh dibandingkan dengan angka yang hampir mencapai angka dua ribu di masa-masa puncaknya," ucapnya.

Budi juga mengatakan Indonesia sudah mengalami penurunan level beberapa indikator di WHO baik terhadap kasus penularan, kematian ataupun positivity rate. Dia berharap indikator itu bisa turun level satu.

"Kalau kita lihat, dari enam indikator WHO, untuk kasus konformasi itu sudah masuk ke level satu, jadi level yang paling baik di bawah 20 kasus konformasi per 100 ribu penduduk per minggu. Baik untuk rawat inap dan kematian secara nasional juga sudah turun masuk ke level dua dan insyaallah ini bisa terus turun masuk ke level satu," ucapnya.

"Kemudian tiga indikator kapasitas respons dari satu negara terhadap pandemi ini, juga sudah menurun dengan cukup drastis. Positivity ratenya sudah turun ke batas normalnya WHO di bawah lima persen, tracingnya jug sudah jauh lebih membaik sekarang sudah mendekati yang distandarkan oleh WHO yaitu di atas 15. Kemudian BOR RS sudah kembali ke titik normal yaitu 17,14 persen," ujarnya.