Waduh, Akibat Corona Dunia Bakal Kehabisan Kondom

Marhadi | Senin, 30 Maret 2020 - 13:29 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Ilustrasi Kondom (Ist)

Jakarta -  Produsen Kondom terbesar di dunia memprediksi bahwa akan ada kekurangan Kondom global karena pasokannya habis sebesar 50 persen, sementara sisa pasokan hanya bertahan untuk 2 bulan ke depan.

Karex Bhd yang berbasis di Malaysia, yang membuat satu dari setiap lima Kondom di seluruh dunia, baru akan memulai kembali produksinya pada hari Jumat mendatang setelah penutupan selama berminggu-minggu. Produksi ini pun dilakukan dengan hanya mengerahkan separuh dari tenaga kerjanya lantaran aturan lockdown yang berlaku.

Perusahaan itu mengatakan pabrik utama mereka berada di China dan India, di mana kedua negara tersebut sangat terdampak oleh Pandemi. Virus Corona (COVID-19) sendiri bermula di kota Wuhan, China.

Karex Bhd mengungkapkan bahwa di tengah berkurangnya pasokan Kondom, permintaan atas alat kontrasepsi tersebut justru naik dua digit karena pemerintah di seluruh dunia mengeluarkan pemberitahuan tetap di rumah. Naiknya permintaan juga didorong keengganan orang-orang untuk memiliki anak.

Produsen Kondom ini mengatakan bahwa pekerjaan mereka menjadi lebih 'menantang' karena pemerintah menutup perbatasan dan maskapai menangguhkan penerbangan.

"Saya pasti akan mengatakan ini adalah tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami belum pernah melihat gangguan seperti itu," kata Goh Miah Kat selaku kepala eksekutif grup Karex dalam sebuah wawancara, dilansir dari laman Bloomberg, Senin (30/3).

Ia juga memperingatkan bahwa harga Kondom kemungkinan besar akan mengalami kenaikan.

"Kami masih membayar semua pekerja kami secara penuh, tetapi pekerja hanya datang separuh waktu sehingga umumnya akan ada kenaikan harga," tambahnya.

Perusahaan ini memproduksi Kondom untuk merek-merek seperti Durex serta varian Kondom khusus sendiri seperti Kondom rasa Durian. Mereka menghasilkan lebih dari 5 miliar Kondom setahun dan mengekspornya ke lebih dari 140 negara.