Jakarta - Tontowi Ahmad yang baru saja memutuskan pensiun, bersama Liliyana Natsir merupakan spesialis pemecah kutukan ganda campuran di All England dan Olimpiade.
Tontowi bersama Liliyana berhasil jadi juara All England 2012. Gelar All England 2012 tersebut sangat berarti besar bagi dunia badminton Indonesia.
Pertama, karena gelar tersebut memutus paceklik gelar juara Indonesia di ajang All England. Sejak Candra Wijaya/Sigit Budiarto jadi juara All England pada 2003, Indonesia tak lagi punya juara All England hingga 2011.
Puasa gelar tersebut akhirnya bisa dihapus lewat kesuksesan Tontowi/Liliyana di edisi All England 2012.
Tak hanya itu, gelar juara Tontowi/Liliyana juga menghapus paceklik gelar yang lebih lama untuk nomor ganda campuran All England. Sejak Christian Hadinata/Imelda Wiguna juara All England 1979, tidak ada lagi ganda campuran Indonesia yang berdiri di podium tertinggi pada ajang All England hingga 2011.
Kutukan kedua yang berhasil dipatahkan Tontowi Ahmad bersama Liliyana Natsir adalah emas Olimpiade. Sejak dipertandingkan di Olimpiade pada 1992, nomor ganda campuran belum pernah menyumbangkan emas Olimpiade hingga 2012.
Padahal, nomor ganda campuran dua kali menempatkan wakilnya di final Olimpiade yaitu Trikusharjanto/Minarti Timur di Olimpiade 2000 dan Nova Widianto/Liliyana Natsir di Olimpiade 2008. Dalam dua kesempatan tersebut, dua wakil Indonesia harus puas meraih perak.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya jadi pemecah kutukan emas Olimpiade lewat keberhasilan mereka di Olimpiade 2016. Tontowi/Liliyana mengalahkan ganda Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di partai final.