Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus bekerja melayani publik di tengah pandemi. Inovasi layanan publik berbagai program terus dilakukan. Misalnya E-learning pelatihan perhutanan sosial, pendampingan para legal, pendampingan kelompok tani hutan, inovasi disinfektan, inovasi sabun gaharu, diskusi ilmiah online, pelayanan online, dan lainnya. KLHK juga terus menggaungkan semangat optimisme dan produktivitas di masa pandemi.
Selama masa Pandemi COVID-19, orientasi kebijakan operasional KLHK dengan dasar Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2020 mencakup: 1) Keselamatan atasi penyebaran pandemi, 2) Keberlanjutan usaha ekonomi kehutanan, konservasi dan hutan sosial, 3) Padat karya, 4) Stimulus ekonomi, dan 5) Keberlanjutan pelayanan publik dan target group pembinaan KLHK.
Hal tersebut disampaikan Menteri LHK dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Menteri LHK, pada pertemuan halal bihalal yang diselenggarakan Badan Kejuruan Teknik Kehutanan Persatuan Insinyur Indonesia (BKTHut PII) pada hari Sabtu, 6 Juni 2020.
“Dalam kondisi seperti ini, informasi bergerak begitu cepat, bahkan tidak jarang menciptakan kesimpangsiuran bagi banyak pihak. Karena itulah, peran kita semua dibutuhkan untuk meluruskan hal tersebut. Dengan pegangan informasi yang jelas berbasis keilmuan, masyarakat pun dapat menggunakan teknologi secara produktif,” tutur Menteri LHK dalam sambutannya.
Acara yang berlangsung secara virtual ini, diikuti lebih dari 200 peserta dari seluruh Indonesia ini. Turut hadir Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta Rektor IPB University, Arif Satria dan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Heru Dewanto, serta Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi KLHK, Agus Justianto selaku moderator.
Pada acara tersebut, Agus menyampaikan harapannya agar para peserta halal bihalal dapat menerapkan semangat kembali menjadi fitrah manusia ditengah masa awal transisi New Normal saat Pandemi COVID-19. "Marilah kita wujudkan transformasi menuju new normal sebagai tatanan era baru," ujar Agus.
Selanjutnya pada halal bihalal online ini, Rektor IPB, Arif Satria mengingatkan kepada semua hadirin bahwa penting untuk memiliki integritas dan kapabilitas (kompetensi dan profesionalisme). Selain karena ini sudah dicontohkan para Rasul-Rasul terdahulu yang membawa perubahan-perubahan sosial yang bebeda, dua hal ini akan mempermudah kita semua untuk tetap bersilaturrahmi, membangun jejaring komunikasi dan tentunya menyampaikan pesan yang positif dan inspiratif.
Acara halal bihal di masa New Normal ini juga kembali mengingatkan setiap peserta atau hadirin yang mengikuti untuk bisa adaptif khususnya saat terjadi New Normal. Keinsinyuran di Indonesia harus mampu menjadi problem solving, baik bagi kehutanan, ketahanan pangan, insfrastruktur, lingkungan hidup dan lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, muara dari pertemuan daring ini, menekankan bahwa pentingnya kompetensi dan penguatan daya saing Insinyur Indonesia termasuk Insinyur Profesional Teknik Kehutanan. Tujuannya tak lain adalah untuk melindungi profesi, pengguna, dan pemanfaat keinsinyuran.