Sabam Sirait Miliki Jasa Besar dalam Karir Politik Megawati

Agung Nugroho | Sabtu, 20 Januari 2024 - 16:46 WIB


Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, turut menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, turut menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dok: Tangkapan layar YouTube PDI Perjuangan

Jakarta- Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, turut menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 

Hal tersebut dikatakan Qodariusai merespon mundurnya politisi senior, Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan. 

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait, adalah termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” ujar Qodari seperti dikutip dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit Sabtu,( 20/1/2024)

Dikatakan Qodari, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucapnya.

“Jadi kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau gak ada Pak Sabam,” sambung Qodari.

Lebih lanjut Qodari mengatakan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga.

Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karir politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.

“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.

Sebagai informasi tambahan, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

Baca Juga

Megawati Prihatin Adanya Rekayasa Kontitusi di MK