Menlu Retno Suarakan Isu Gaza dan Kekejaman Israel di G20

Agung Nugroho | Kamis, 22 Februari 2024 - 11:37 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyuarakan isu Gaza dan mengecam kekejaman Israel di wilayah kantong Palestina itu dalam Pertemuan Menlu G20 di Rio de Janeiro, Brazil, pada Rabu (21/2). Dok: akun X Kemlu RI

Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyuarakan isu Gaza dan mengecam kekejaman Israel di wilayah kantong Palestina itu dalam Pertemuan Menlu G20 di Rio de Janeiro, Brazil, pada Rabu (21/2).

"Di dalam sesi pertama, saya angkat isu Gaza dan kekejaman Israel di Gaza. Isu ini penting untuk diangkat di G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan juga merupakan anggota G20," kata Retno, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2/2024).

Tidak hanya itu, dampak dari perang tersebut sudah meluas kemana-mana dan mengancam stabilitas serta keamanan global.

Di dalam pertemuan G20, Retno menegaskan tiga hal peran kolektif yang perlu dilakukan, pertama mendorong gencatan senjata permanen. Hal itu agar menciptakan situasi kondusif menuju negosiasi two state solutions.

"Pertama terus mendorong gencatan senjata permanen dengan segera, bagaimanapun caranya. Ini akan menjadi game-changer paling fundamental untuk menghentikan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan, serta untuk menciptakan situasi kondusif menuju negosiasi two-state solution," kata Retno.

Ia menilai dengan gencatan senjata, semua pihak mendorong Israel untuk berhenti melakukan pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan.

Kedua, Retno juga meminta untuk menghindari double standards. Retno mengatakan perlakuan terhadap Palestina tidak boleh berbeda dengan perlakuan terhadap situasi-situasi yang lain.

"Saya meminta negara-negara G20 tidak tinggal diam menyaksikan Israel menghancurkan rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi," katanya.

Retno meminta negara G20 tingkatkan dukungan kepada Palestina dan UNRWA.

"Saya juga desak negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, termasuk untuk UNRWA dan justru bukan menghentikannya. Karena di saat inilah, Palestina memerlukan solidaritas dan bantuan kita," sambungnya.

Ketiga, Retno menyebut peran kolektif yang dapat dilakukan adalah menurunkan ketegangan global dan cegah eskalasi lebih lanjut. Diketahui saat ini, banyak ketegangan dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Selain itu teknologi seperti senjata siber, drone, dan AI juga menjadi ancaman baru bagi keamanan global.

"Oleh karena itu, Indonesia mendorong agar G20 dapat mengatasi masalah-masalah ini secara bersama. G20 harus bersatu dan harus menjadi katalis perubahan positif untuk setiap krisis," kata Retno.

"Mengakhiri statement, saya sampaikan bahwa negara-negara anggota G20 memiliki tanggung jawab untuk menjadi kontributor bagi perdamaian dan stabilitas dunia," kata Retno.