Penguatan Pendidikan Serta Basilika Nusantara Prioritas Bimas Katolik 2025

Fuad Rizky Syahputra | Rabu, 16 Oktober 2024 - 13:29 WIB


Program kerja yang disusun berdasarkan alokasi anggaran tidak hanya sekadar jadi. Setiap orang yang menyusun hendaknya paham apa yang hendak dicapai di tahun 2025.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dirjen Bimas Katolik Suparman. Dok: Five

Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik (Ditjen Bimas Katolik) Kementerian Agama RI telah menyelenggarakan kegiatan “Rapat Koordinasi Penyusunan Program Kerja Berdasarkan Pagu Alokasi Tahun Anggaran 2025”.

Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ditjen Bimas Katolik telah menyiapkan sejumlah program prioritas untuk tahun depan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Katolik Suparman menegaskan program kerja Ditjen Bimas Katolik Tahun 2025 sungguh-sungguh ingin menyentuh penguatan pendidikan keagamaan Katolik, layanan urusan agama Katolik, responsif atas kemiskinan umat Katolik, dan pelayanan daerah 3T.

Sejalan dengan tujuan itu, anggaran Ditjen Bimas Katolik Tahun 2025 mengalami kenaikan menjadi Rp473.177.491.000,00.

Nominal ini mengalami penambahan anggaran sebesar 38% atau sejumlah Rp114.997.991.000,00 dari pagu anggaran semula Rp358.179.500.000,00.

Atas kondisi ini, Suparman menegaskan program kerja yang disusun berdasarkan alokasi anggaran tidak hanya sekadar jadi. Setiap orang yang menyusun hendaknya paham apa yang hendak dicapai di tahun 2025.

“Jangan sampai hanya sekadar menyusun tapi harus tahu kemana dan apa yang akan dicapai tahun 2025,” ujar Suparman.

Suparman juga berharap agar program kerja yang disusun harus berbasis regulasi dan menjawab Asta Cita presiden terpilih pada pemerintahan mendatang.

Basilika Masuk Prioritas

Menindaklanjuti arahan Dirjen, Direktur Urusan Agama Katolik Aloma Sarumaha menjelaskan, tahun 2025 Direktorat Urusan Agama Katolik akan fokus pada enam program prioritas.

Diantaranya adalah bantuan sarana Gereja Basilika Nusantara dan Wisma Uskup di Ibu Kota Nusantara (IKN). Lalu, pembangunan gereja lingkungan di IKN.

Juga, supervisi pemberian izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), atau yang sebelumnya dikenal dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Selain itu, ada pula pembayaran tunjangan Penyuluh Agama Katolik non-ASN, bantuan untuk daerah 3T, serta pengembangan Badan Amal Kasih Katolik (BAKKAT) dan lembaga sosial keagamaan Lainnya.

Sementara Direktorat Pendidikan Katolik pada tahun 2025 menargetkan sejumlah prioritas pada Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi Katolik.

Fokus Pendidikan Katolik

Mewakili Direktur Pendidikan Katolik, Yuvensius Sepur lantas menjelaskan sejumlah prioritas pendidikan Katolik di ketiga jenjang berbeda tersebut.

Prioritas Pendidikan Dasar berupa Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Taman Seminari, Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan Guru Pendidikan Agama Katolik, Bantuan Sarana Pendidikan Taman Seminari, Bantuan KKG dan MGMP, serta Tunjangan Profesi Guru PAK dan Insentif Guru PAK,

Selain itu, masih ada Pembinaan Siswa PAUD Taman Seminari dan Siswa Katolik Tingkat Dasar, Peningkatan Kompetensi Guru dan Pengawas PAK Tingkat Dasar, serta Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Taman Seminari.

Sedangkan Pendidikan Menengah berfokus pada Program Indonesia Pintar (PIP) bagi 4.000 siswa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan Guru Pendidikan Agama Katolik, Bantuan Sarana dan Prasarana pada SMAK, dan Bantuan MGMP SMAK.

Juga Bantuan Percepatan Akreditasi SMAK, Bantuan Kegiatan Keagamaan dan Potensi Peserta Didik, Tunjangan Profesi Guru Non PNS baik bagi guru PAK maupun bagi guru SMAK, Pembinaan Siswa SMAK, dan Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan.

Lebih lanjut, untuk Pendidikan Tinggi Katolik, mereka akan fokus pada Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah/Bidikmisi bagi mahasiswa, Beasiswa/Studi Lanjut Dosen jenjang S3 bagi 65 dosen (59 di Pusat dan 6 di STAKat Negeri Pontianak), serta Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan Mahasiswa (bantuan kegiatan mahasiswa Katolik di PTU bagi 400 mahasiswa dan 500 mahasiswa di STAKat Negeri Pontianak).

Mengakhiri semua paparan program tersebut, Dirjen Suparman mengharapkan program prioritas Bimas Katolik di tahun mendatang benar-benar membawa manfaat bagi umat Katolik.

“Saya berharap bagaimana caranya agar anggaran dan program ini berguna bagi masyarakat Katolik dan membawa perubahan bagi umat di tahun 2025,” tutup Dirjen.