Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengatakan pemberian serangga pada menu MBG sebagai sumber protein hanya akan disesuaikan di wilayah tertentu, yakni wilayah yang sudah terbiasa mengonsumsinya.
“Itu contoh kalau ada daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu disitu. Tapi itu contoh, jangan diartikan lain yah,” kata Dadan kepada majalahfive.com, Jumat (31/1).
Dadan menjelaskan bahwa di setiap satuan pelayanan, BGN akan merekrut ahli gizi untuk menyusun menu makanan berbasis sumber pangan lokal. Namun Dadan mengatakan BGN tidak menetapkan standar menu nasional.
"Yang terpenting 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. 30 persen protein sumbernya tidak perlu selalu sama, misalnya di satu daerah banyak telur, pakai telur. Daerah lain ayam, dan daerah lainnya lebih banyak ikan, jadi variasinya berbasis sumber daya lokal," ujarnya.
“Karbohidrat juga demikian, kalau di Jawa Barat mungkin nasi, tapi di daerah NTT itu jagung, kemudian di Halmahera orang biasanya senang makan singkong dan pisang yang di rebus. Di Ambon dan Papua mungkin dengan sagu, jadi karbohidratnya tidak harus sama. Demikian juga buah dan sayurnya, jadi tergantung potensi dan sumber daya lokal masing-masing daerah,” lanjutnya.
Terkait ramainya pemberitaan seputar serangga menjadi menu MBG sebagai sumber protein, Dadan juga mengaku kaget, sebab pada saat dirinya berada di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1), ia hanya menjelaskan potensi menu MBG dari sumber daya lokal dan menjawab pertanyaan kemungkinan serangga menjadi menu MBG.
“Makanya saya kaget ketika ditanya di luar tentang itu, karena kan konteks-nya potensi dan sumber daya lokal,” kata Dadan.
Namun, dirinya tidak ingin melakukan klarifikasi dan menyerahkan ke masyarakat untuk menilainya sendiri dari sumber berita aslinya berupa rekaman video yang sudah beredar.
“Saya dapat masukan, era sekarang baiknya tidak membantah. Silahkan masyarakat menilai sendiri dari sumber berita aslinya berupa rekaman video yang sudah beredar,” kata Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana.