Jakarta - Sejak diluncurkan pada Januari 2025 hingga awal Mei 2025, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menyasar 3,5 juta penerima manfaat dan menyerap anggaran Rp 3,86 triliun atau 3,36% dari total pagu anggaran Rp 71 triliun.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan minimnya realisasi anggaran BGN untuk program MBG, karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang mengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Penyerapan anggaran di Badan Gizi ini kan identik dengan penerima manfaat. Jadi semakin besar penerima manfaat, maka penyerapan anggaran akan semakin besar," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5).
Dadan menjelaskan saat ini pihaknya masih mendidik Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) menjadi Kepala SPPG. Sebanyak 30.000 SPPI baru akan menyelesaikan pelatihan dari Universitas Pertahanan pada Juli dan siap menjadi Kepala SPPG pada Agustus 2025.
Selain itu, minimnya serapan anggaran juga disebabkan seluruh struktural BGN belum menerima Tunjangan Kinerja (Tukin) hingga kini.
Dadan menuturkan, pihaknya baru mengeluarkan gaji untuk SPPI atau kepala dapur umum, ahli gizi, dan akuntan.
"Inilah kenapa penyerapannya di bidang pegawai masih rendah karena yang baru kami keluarkan untuk Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia, ahli gizi, dan akuntan. Jadi, kami mungkin baru bulan ini atau bulan depan akan menerima," ujarnya.
Namun, Dadan menjelaskan, jumlah penerima Program MBG akan bertambah setiap bulannya.
Seiring dengan itu, penyerapan pagu direncanakan mencapai Rp 4,7 triliun pada Juni 2025, Rp 16 triliun pada Juli 2025, Rp 28 triliun pada Agustus 2025, dan Rp 51 triliun pada September 2025.
Kemudian, Rp 60 triliun pada Oktober 2025, Rp 88 triliun pada November, dan Rp 116 triliun pada akhir tahun nanti.
"Untuk 3 bulan pertama kan 3 juta (penerima). Tiga bulan berikutnya dari mulai Mei, Juni, Juli, kami targetkan 6 juta, dan mudah-mudahan itu akan bisa tercapai di akhir Mei atau awal Juni, sehingga penyerapannya akan meningkat," jelas Dadan.
Adapun saat ini, Dadan Mengatakan BGN telah memiliki sebanyak 1.286 SPPG di 38 provinsi dan melayani 3,5 juta penerima manfaat secara kumulatif.
Program ini menyasar 19 kelompok, termasuk anak PAUD, pelajar, ibu hamil dan menyusui, anak balita, serta penerima manfaat di sekolah luar biasa (SLB) dan pondok pesantren. Sejauh ini tercatat 87 SLB dan 108 pesantren telah terlayani.
Dadan juga mengungkapkan pada 14 Mei mendatang, akan ada tambahan 219 SPPG baru yang sudah diverifikasi, dengan estimasi tambahan penerima manfaat sekitar 657 ribu orang.
Dengan demikian, jumlah SPPG aktif akan menjadi sekitar 1.505 unit, yang ditargetkan melayani lebih dari 4 juta penerima manfaat pada pertengahan Mei, dan 6 juta di akhir Mei.
"Kunci sukses MBG yang pertama adalah anggaran, yang kedua SDM (sumber daya manusia), yang ketiga infrastruktur," tuturnya.