Airlangga Hartarto : Donor Plasma Konvalesen, Upaya Lain Atasi Pandemi COVID-19

Yapto Prahasta Kesuma | Selasa, 19 Januari 2021 - 12:21 WIB


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengakui pernah terpapar, tetapi sudah dinyatakan sembuh. Keinginannya untuk mendonorkan plasma ini sebagai bentuk ungkapan syukurnya karena bisa bertahan dari paparan COVID-19.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (ekon.go.id)

Jakarta - Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto mendorong penyintas COVID-19 bersedia mendonorkan plasma konvalesennya untuk membantu pasien yang masih dalam perawatan. Menurutnya, hal itu menjadi upaya lain selain vaksinasi yang sudah bergulir dari pemerintah.

Ia menyebut donor plasma menjadi bagian dari 3T dan metode ini masuk dalam Treatment. Melalui donor plasma konvalesen penyintas, diharapkan dapat menekan angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Airlangga sendiri mengaku sudah mendonorkan plasma kovalesennya pada pencanangan Gerakan Donor Plasma Senin kemarin.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengakui pernah terpapar, tetapi sudah dinyatakan sembuh. Keinginannya untuk mendonorkan plasma ini sebagai bentuk ungkapan syukurnya karena bisa bertahan dari paparan COVID-19.

"Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan COVID-19. Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien COVID lainnya untuk segera sembuh," tuturnya, Selasa dalam keterangannya (19/1/2021).

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini mengaku sebelum melakukan donor plasma sudah melakukan persiapan. Mulai dari menerapkan pola hidup sehat dan menjalani pemeriksaan dokter. Ia menegaskan tanpa status sehat dari dokter, calon pendonor tak bisa menyumbangkan plasma darahnya.

Airlangga juga berharap gerakan donor plasma ini diikuti penyintas COVID-19 lainnya di seluruh Indonesia. Gerakan donor plasma konvalesen menjadi upaya lain untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang sudah menerjang Indonesia hampir setahun. Selain gerakan donor plasma, pemerintah sudah menggulirkan program vaksinasi dan seruan untuk disiplin protokol kesehatan.

"Kapan lagi kita bersyukur dan menyelamatkan sesama jiwa manusia. Gerakan donor plasma darah ini sebagai bagian dari bersyukur sekaligus menyelamatkan jiwa," kata Airlangga.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, hingga Senin (18/1) sudah ada 745.935 pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Di sisi lain, jumlah kasus aktif di Indonesia per Senin kemarin sebanyak 144.798.

"Kalau 10 persen dari penyintas ikut menyumbang plasma, bisa menyelamatkan 70 ribu jiwa," tegas Airlangga.

Ia menambahkan target PMI, sebanyak 5.000 plasma per bulan atau 60 ribu per tahun. Saat ini satu plasma dari penyintas COVID-19 sudah ditunggu 80 pasien yang sedang dalam perawatan.

"Informasi laporan dari Bapak Menko PMK Muhadjir, plasma konvalesen dapat menyembuhkan 100 pasien positif COVID tanpa gejala atau bergejala ringan. Sedangkan untuk pasien bergejala berat, plasma dari satu pendonor bisa menyelamatkan 85 pasien bergejala berat," ujarnya.