Banten - Kepala Badan Narkoba Nasional (BNN) RI, Komjen Marthinus Hukom mengatakan peredaran narkoba bisa ditekan di titik terendah dengan penegakan hukum.
Terkait peredaran narkoba yang ada di Indonesia, ia menegaskan negara tidak akan mundur untuk perang terhadap narkoba.
"Bahwa Negara tidak akan mundur dan negara serius untuk perang terhadap narkoba," kata Marthinus saat kampanye ayo masyarakat bergerak menuju Banten Bersinar (bersih narkoba) di Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak, Banten, Selasa, (5/8).
Komjen Marthinus menjelaskan, sindikat narkoba saat ini terhitung menghalangi proses pembangunan manusia yang sedang digalakkan Presiden Prabowo Subianto lewat Sekolah Rakyat, Makan Bergizi Gratis hingga Koperasi Desa Merah Putih.
"Olehnya kehadiran kita ini sekaligus memastikan jika program pembangunan manusia ini terus berjalan dengan baik," ujarnya.
Dimulai dari pemerintah desa
Komjen Marthinus memaparkan, saat ini, di seluruh dunia memiliki problem yang sama untuk menekan peredaran narkoba.
Dunia hanya mampu menekan peredaran narkoba di titik terendah lima persen dari penduduk dunia.
Karena itu, BNN akan terus berupaya menangkap para pelaku jaringan pengedar narkoba.
Untuk menekan di titik terendah terhadap peredaran narkoba dengan berkolaborasi bersama.
Hari ini, kata dia, pihaknya sudah melakukan kerja sama di laut dengan Polri, TNI Angkatan Laut, Bea Cukai, KKP dan seluruh stakeholder terkait.
"Kita bekerja maksimal dengan menekan peredaran narkoba dan produsenya bukan di Indonesia," katanya menjelaskan.
Menurut dia, benteng - benteng kesadaran manusia yang menyatakan tidak narkoba perlu dibangun kerja sama dengan pemerintah yang terendah di desa.
Dengan demikian, pihaknya membawa Menteri Desa Tertinggal ke sini sebagai tombak terdepan untuk pembinaan pencegahan narkoba dimulai dari pemerintah desa dibangun moralitas masyarakat secara individu, keluarga, desa sampai ke titik negara.
"Kita pencegahan narkoba dimulai dari pemerintah desa dulu," katanya.
Menurut dia, selama ini, Provinsi Banten masuk daerah transit atau tempat yang dilintasi bandar narkoba juga dijadikan pasar.
Untuk itu, petugas mengoptimalkan operasi pencegahan narkoba di pintu -pintu perbatasan masuk ke wilayah Banten.
Kemudian mengidentifikasi modus operandi transporter dan memberikan tindakan tegas terhadap jaringan kurir-kurir kecil terhadap masyarakat.
Begitu juga masyarakat desa dibangun kesadaran dan diberikan rehabilitasi keliling.
Karena itu, jika masyarakat terdapat keluarga maupun tetangga mengkonsumsi narkoba agar melapor ke polisi maupun BNN, sebab tidak diproses hukum.
"Kita berkali kali mengimbau masyarakat agar tidak takut melapor bila ditemukan keluarga dan tetangga mengkonsumsi narkoba, karena dilakukan intervensi rehabilitasi juga kesehatan untuk memutus mata rantai peredaran narkoba," katanya.
Ia mengatakan, BNN untuk mengkampanyekan desa bersinar di Indonesia sudah 400 desa lebih.
Saat ini, kampanye ayo masyarakat bergerak menuju Banten Bersinar di Kabupaten Lebak.
BNN mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran agar tidak menggunakan narkoba. Kesadaran ini akan menjadi polisi bagi diri masyarakat dalam hal menghindari penggunaan narkoba.
"Masyarakat jadi mampu menekan hasrat-hasrat negatif dari upaya untuk menggunakan narkoba," ujarnya.
Sementara Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengatakan pihaknya kerja sama dengan BNN untuk pencegahan narkoba dan rencana ke depan akan melakukan tes urine kepada staf desa, kepala desa dan BPD.
Karena itu, aparatur desa dan BPD menjadi panutan masyarakat sehingga tidak boleh terlibat narkoba.
Mereka pemimpin desa harus memiliki moral dan akhlak yang baik dan menunjukkan terbebas dari narkoba.
"Kita mendukung program BNN untuk pencegahan narkoba di tingkat pemerintahan desa agar Indonesia bisa menekan di titik terendah," katanya.
Dalam kampanye ayo masyarakat bergerak menuju Banten bersinar dengan terbentuk Satgas Anti Narkoba di seluruh desa di Banten juga melakukan penolakan terhadap narkoba.