Presiden Prabowo Subianto : Terima Kasih Badan Gizi Nasional

Yapto Eko Prahasta | Jumat, 15 Agustus 2025 - 13:02 WIB


Makan Begizi Gratis (MBG) bukan semata program sosial, melainkan pondasi untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan produktif.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Presiden Prabowo Subianto dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI di Gedung DPR/MPR, Jumat (15/8). (Youtube DPR RI)

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengutarakan apresiasinya kepada Badan Gizi Nasional (BGN) yang telah menjalanan Program Makan Bergizi Gratis yang saat ini sudah menyasar di 38 provinsi di Indonesia.

Kepala Negara mengatakan Pemerintahan yang dipimpinnya telah melaksanakan intervensi strategis untuk memperbaiki gizi 82 juta anak-anak Indonesia dan ibu hamil.

“Sekarang kita telah mencapai kemajuan yang membanggakan. Pagi ini saya mendapat laporan dari BGN, sudah 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil dan ibu menyusui sudah menerima MBG setiap hari. Terima kasih Badan Gizi Nasional, dihadapan Majelis Terhormat ini, saya menyampaikan penghargaan saya kepada Kepala Badan Gizi Nasional dan seluruh anggota Badan Gizi Nasional yang telah bekerja keras untuk mencapai hal ini,” kata Prabowo dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI di Gedung DPR/MPR, Jumat (15/8).

Prabowo menjelaskan, dalam tujuh bulan ini, Indonesia telah berhasil melakukan pencapaian dimana negara lain membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkannya.

“Saya telah berjumpa dengan Presiden Brazil dan mantan Presiden Brazil. Brazil butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta makan bergizi gratis setiap hari,” katanya.

“Kita kadang-kadang harus mengakui bahwa bangsa kita punya kemampuan, bangsa kita bila ada kehendak, banyak yang bisa kita kerjakan bersama. Begitu banyak masalah manajemen yang harus kita hadapi agar program ini berjalan baik. Pembangunan fisik dapur, pengelolaan ratai pasok, pelatihan manajer dan pelaksana-pelaksana. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Gizi Nasional, saudara dan anggota mu telah bekerja dengan baik. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya program ini, TNI, Polri, NU, Muhammadiyah, ormas, koperasi, yayasan, yang telah ramai-ramai terlibat dan bergotong royong membentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Provinsi Indonesia.,” kata Prabowo.

Prabowo juga menyampaikan Program MBG bukan semata program sosial, melainkan pondasi untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan produktif.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa MBG adalah investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh sebuah bangsa. 

“Walau baru berjalan depalan bulan hasil dari MBG mulai terasa, angka kehadiran anak di sekolah meningkat, prestasi anak-anak di sekolah meningkat per hari ini sudah ada 5800 SPPG di 38 provinsi. MBG telah menciptakan 290 ribu lapangan pekerja baru di dapur gizi, dan melibatkan 1 juta petani, nelayan, peternak dan UMKM,” kata Prabowo.

Kualitas SDM

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menjelaskan, Program MBG menjadi langkah strategis menghadapi laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang masih tinggi, yakni enam orang per menit atau sekitar tiga juta per tahun.

Populasi diprediksi mencapai 324 juta pada 2045, dan menjadi 325 juta pada 2060. Menurutnya, tingginya angka kelahiran terutama berasal dari keluarga berpendidikan rendah dan ekonomi lemah.

Sementara itu, kelas menengah dan atas cenderung memiliki anak lebih sedikit. Kondisi ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) jika tidak diantisipasi sejak dini melalui intervensi gizi.

"Apalagi sekarang digabungkan dengan Sekolah Rakyat, di mana keluarga mereka tidak mampu dikumpulkan di sekolah, diberi makan pagi, siang, malam. Jadi insyaallah 20 tahun ke depan kita sudah akan lebih baik karena ada tren yang cukup bagus, populasi Indonesia akan puncak di 325 juta di tahun 2060," paparnya.

“Selain manfaat gizi, program ini menggerakkan perekonomian lokal. Satu SPPG rata-rata membutuhkan 200 kilogram beras, 3.000 butir telur, 350 ekor ayam, 300 kilogram sayur, 350 kilogram buah, dan 450 liter susu setiap hari. Semua pasokan diambil dari UMKM setempat.”

BGN mencatat, total investasi masyarakat untuk pembangunan SPPG yang sudah beroperasi mencapai sekitar Rp 10 triliun, belum termasuk 17.000 unit yang masih dalam tahap verifikasi. Jika seluruh target 30.000 SPPG tercapai, perputaran dana diperkirakan mencapai Rp 40 triliun, di luar anggaran pemerintah.

"Jadi jangan heran kalau penjual alat rumah untuk bangun rumah itu kebanjiran pesanan dari SPPG-SPPG untuk membeli baja dan lain-lain, termasuk restoran-restoran. Sekarang ini restoran, kafe, hotel berubah jadi SPPG. Jadi itu satu tanda bahwa ekonomi bergerak," kata Dadan.